Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Batik Nasional 2 Oktober, Berikut Sejarah dan Asal-usul Batik

Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Berikut sejarah dan asal-usul batik.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hari Batik Nasional 2 Oktober, Berikut Sejarah dan Asal-usul Batik
Tribunnews/Jeprima
Sejumlah siswa ikut belajar membatik pada pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2019). Gelar Batik Nusantara 2019 mengusung tema Lestari Tak Berbatas, yang memiliki arti bahwa batik sebagai warisan luhur tidak lagi berkonotasi kuno, namun sebaliknya batik mencitrakan kebebasan, kedinamisan, serta keceriaan yang sesuai dengan gaya hidup di masa sekarang. Tribunnews/Jeprima - Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Berikut sejarah dan asal-usul batik. 

Setelahnya, Pemerintah Indonesia menerbitkan Kepres No 33 Tahun 2009 yang menetapkan Hari Batik Nasional.

Hal tersebut sekaligus dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia.

Berkaitan dengan Hari Batik Nasional ini, terdapat Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ yang berisi tentang Pemakaian Baju Batik dalam Rangka Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020.

Ilustrasi membatik.
Ilustrasi membatik. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Asal-usul batik

Batik merupakan sebuah teknik menggambar motif pada kain dengan menggunakan canting dan malam.

Kata 'batik' berasal dari bahasa Jawa 'amba' yang berarti menulis dan 'titik'.

Sejak masa Kerajaan Majapahit, batik mulai dikenal di Nusantara yang dibuktikan oleh sejumlah arca batu dari zaman Kerajaan Majapahit.

Berita Rekomendasi

Konon, Arca Harihara, yang merefleksikan pendiri Majapahit, Raden Wijaya, mengenakan batik kawung.

Kejayaan batik masa Kerajaan Majapahit juga terlihat dari sisa peninggalan batik yang di Mojokerto dan Bonorowo (kini Tulungagung).

Tradisi membatik ini hanya dikenal di dalam wilayah kerajaan.

Kala itu, batik menjadi sesuatu yang 'ningrat' dan eksklusif, hanya digunakan sebagai pakaian raja dan para pembesar kerajaan.

Namun, perlahan tradisi batik mulai menjalar ke wilayah luar kerajaan.

Batik banyak ditiru oleh rakyat jelata dan menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu luang.

Perlu diketahui, teknik batik ini sendiri sesungguhnya sudah ada sejak seribu tahun silam.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas