Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kubu AHY Minta Yusril Mengaku: Demi Rupiah Jangan Berkoar-koar Ini Demi Demokrasi 

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai wajar namanya kontrak profesional tentu memiliki besaran rupiah.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Kubu AHY Minta Yusril Mengaku: Demi Rupiah Jangan Berkoar-koar Ini Demi Demokrasi 
Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribunnetwork Rachmat Hidayat, Selasa (5/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membantah mereka mempermasalahkan besaran harga Rp100 miliar yang dipatok advokat Yusril Ihza Mahendra ketika mereka berniat menggandeng yang bersangkutan sebagai kuasa hukum.

Setelah tak ada kata sepakat dengan kubu AHY, kini Yusril diketahui merapat ke kubu Moeldoko. Yusril merupakan kuasa hukum dari empat orang eks kader Demokrat untuk mengajukan judicial review tentang AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020 ke Mahkamah Agung.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai wajar namanya kontrak profesional tentu memiliki besaran rupiah.

Hanya saja pihaknya mempermasalahkan Yusril menyatakan melakukan judicial review atas nama demokrasi dan bukannya atas rupiah. 

"Yang kami minta agar Yusril mengakui saja bahwa ini demi rupiah, jangan berkoar-koar ini demi demokrasi. Itu yang kami permasalahkan, wajar kalau kader Demokrat kemudian marah ketika Yusril mengatakan upaya judicial reviewnya itu berjuang demi demokrasi," ujar Herzaky, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribunnetwork Rachmat Hidayat, Selasa (5/10/2021).

Jika benar demi demokrasi, Herzaky meminta Yusril untuk membenahi dahulu AD/ART partai tempatnya bernaung. Diketahui, Yusril merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB). Menurutnya AD/ART PBB tak lebih baik dari Partai Demokrat.

Baca juga: Kubu AHY Ragukan Kemampuan Intelijen Moeldoko, Begini Alasannya

Berita Rekomendasi

Herzaky mengaku Demokrat enggan mempermasalahkan dan turut campur dalam AD/ART parpol lain. Terutama jika menjunjung tinggi etika, kepantasan, dan norma. Dia pun berharap Yusril juga berlaku demikian. 

"Kami tidak pernah mengutak atik rumah tangga orang lain. Ya kami tahu disana ada yang lebih nggak benar dari punya kami, tapi itu kan rumah tangga orang lain dan ada kesepakatan di dalamnya. Sama seperti cara mengasuh anak, ada cara umum yang diterima tapi kan tidak mungkin kita mengkritisi si A karena mengasuhnya begini begitu," kata dia. 

Herzaky lantas kembali mempermasalahkan Yusril yang tak mau mengakui bahwa berjuang demi rupiah.

Padahal di sisi lain, Yusril mengaku adalah advokat profesional dan tak memiliki hubungan dengan Moeldoko.

Baca juga: Gugat AD/ART Bukan Terobosan Hukum, Herzaky Pertanyakan Intelektualitas Yusril Ihza Mahendra

Menurutnya hal itu bukti bahwa Yusril memang berjuang bukan demi demokrasi. 

"Kalau dari awal beliau sampaikan ini demi uang ya nggak apa-apa kami memahami namanya orang cari duit. Mau caranya benar tidak benar itu kan urusan masing-masing, biar publik yang menilai. Tapi jangan mengaku demi demokrasi," tegasnya. 

"Itu mengapa kader kami, bang Arief dan bang Rachland sampai tampil di permukaan, protes itu. Nggak pantas, demi uang kok ngaku demi demokrasi," kata Herzaky. 

Ragukan kemampuan intelijen Moeldoko

Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meragukan kemampuan intelijen Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut prinsip dasar di militer bahwa setiap prajurit adalah insan intelijen.

Namun tidak bagi Moeldoko yang merupakan purnawirawan TNI dengan jabatan terakhir Panglima TNI.

"Kami meragukan kemampuan intelijen Moeldoko. Sudah kami sampaikan bahwa prinsip dasar di militer itu setiap prajurit adalah insan intelijen. Tapi ini tidak berlaku bagi Moeldoko, karena harusnya saat data dan fakta masuk ke dia, dia mengecek kebenarannya," ujar Herzaky, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribunnetwork Rachmat Hidayat, Selasa (5/10/2021).

Dia merujuk pada konteks ketika Moeldoko diajak melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang oleh Jhoni Allen dkk.

Bahkan Moeldoko ditawari untuk menjadi ketua umum.

Baca juga: AD/ART Demokrat Digugat, Respons SBY: Moeldoko Tak Akan Berhenti Sebelum Capai Tujuannya

Menurut Herzaky, seharusnya sebagai insan militer dirinya harus mengecek apakah benar KLB yang digelar itu sudah sesuai dengan data dan fakta serta janji-janji yang disebutkan Jhoni Allen dkk.

Baginya Moeldoko dalam kasus ini tak ubahnya dibohongi dan dimanfaatkan semata.

"Saat Jhoni Allen datang, 'pak ini kita ada KLB didukung oleh pengurus suara, ayo kita KLB, bapak siap ya jadi ketua umum', nah itu ya harusnya beliau benar-benar mengecek data dan faktanya," kata Herzaky.

"Dari mulai digemborkan ada 1.200 orang yang datang ke Sibolangit, kemudian sudah 85 persen pemilik suara akan hadir ke lokasi, itu hanya klaim tak berdasar, ujug-ujug hanya zonk. Hampir tidak ada pemilik suara yang hadir, sehingga sah-sah saja ditolak oleh Kemenkumham. Bahkan saat ada penolakan, kita masih ingat ada pengacara Moeldoko yang mengundurkan diri, karena kaget dijanjikan semua dokumennya lengkap tapi ternyata zonk," imbuhnya.

Herzaky mengaku kasihan dengan Moeldoko yang terus menerus dijanjikan akan memperoleh posisi ketua umum partai berlambang mercy ini.

Belum lagi, kali ini Moeldoko menggandeng Yusril selaku advokat untuk melakukan uji materi atau judicial review AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020 ke Mahkamah Agung.

Baca juga: Kubu AHY Beberkan Kisah Dibalik 99 Pendiri Partai Demokrat

"Kami kasihan kepada Moeldoko, kali ini dengan pak Yusril juga siapa tahu ada yang menjanjikan lagi pasti menang. Kasihan kami dengan beliau lagi-lagi kok diporotin terus rupiahnya. Tapi ya namanya mungkin beliau sudah kelebihan uang ya silakan saja," tandasnya.

Sebut Moeldoko diporotin Yusril

Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meragukan kemampuan intelijen Kepala Staf Presiden Moeldoko

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut prinsip dasar di militer bahwa setiap prajurit adalah insan intelijen.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, respons Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengetahui AD/ART Demokrat digugat oleh kubu Moeldoko.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, respons Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengetahui AD/ART Demokrat digugat oleh kubu Moeldoko. (screenshot)

Namun tidak bagi Moeldoko yang merupakan purnawirawan TNI dengan jabatan terakhir Panglima TNI. 

"Kami meragukan kemampuan intelijen Moeldoko. Sudah kami sampaikan bahwa prinsip dasar di militer itu setiap prajurit adalah insan intelijen. Tapi ini tidak berlaku bagi Moeldoko, karena harusnya saat data dan fakta masuk ke dia, dia mengecek kebenarannya," ujar Herzaky, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribunnetwork Rachmat Hidayat, Selasa (5/10/2021).

Dia merujuk pada konteks ketika Moeldoko diajak melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang oleh Jhoni Allen dkk. Bahkan Moeldoko ditawari untuk menjadi ketua umum. 

Baca juga: AD/ART Demokrat Digugat, Respons SBY: Moeldoko Tak Akan Berhenti Sebelum Capai Tujuannya

Menurut Herzaky, seharusnya sebagai insan militer dirinya harus mengecek apakah benar KLB yang digelar itu sudah sesuai dengan data dan fakta serta janji-janji yang disebutkan Jhoni Allen dkk.

Baginya Moeldoko dalam kasus ini tak ubahnya dibohongi dan dimanfaatkan semata. 

"Saat Jhoni Allen datang, 'pak ini kita ada KLB didukung oleh pengurus suara, ayo kita KLB, bapak siap ya jadi ketua umum', nah itu ya harusnya beliau benar-benar mengecek data dan faktanya," kata Herzaky. 

"Dari mulai digemborkan ada 1.200 orang yang datang ke Sibolangit, kemudian sudah 85 persen pemilik suara akan hadir ke lokasi, itu hanya klaim tak berdasar, ujug-ujug hanya zonk. Hampir tidak ada pemilik suara yang hadir, sehingga sah-sah saja ditolak oleh Kemenkumham. Bahkan saat ada penolakan, kita masih ingat ada pengacara Moeldoko yang mengundurkan diri, karena kaget dijanjikan semua dokumennya lengkap tapi ternyata zonk," imbuhnya. 

Herzaky mengaku kasihan dengan Moeldoko yang terus menerus dijanjikan akan memperoleh posisi ketua umum partai berlambang mercy ini.

Baca juga: Kubu Moeldoko Respons Soal Ancaman Kehormatan akan Turun dalam Polemik Partai Demokrat

Belum lagi, kali ini Moeldoko menggandeng Yusril selaku advokat untuk melakukan uji materi atau judicial review AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020 ke Mahkamah Agung

"Kami kasihan kepada Moeldoko, kali ini dengan pak Yusril juga siapa tahu ada yang menjanjikan lagi pasti menang. Kasihan kami dengan beliau lagi-lagi kok diporotin terus rupiahnya. Tapi ya namanya mungkin beliau sudah kelebihan uang ya silakan saja," tandasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas