PTM Terbatas di Depok Sudah Dimulai, Pemkot: Sekolah Langgar Prokes, PTMT akan Dihentikan
Pemerintah Kota Depok akan menghentikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas jika sekolah melanggar protokol kesehatan Covid-19.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota Depok akan menghentikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas jika sekolah melanggar protokol kesehatan Covid-19.
PTM Terbatas di Depok sudah dimulai sejak Senin (4/10/2021) kemarin.
Sekolah tatap muka dilaksanakan dengan berbagai aturan yang harus dipatuhi.
Apabila satuan pendidikan ketahuan tidak mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19, maka Pemkot Depok akan mengambil tindakan tegas.
Hal tersebut, disampaikan oleh Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono saat meninjau pelaksanaan PTMT di SMA Negeri 3 Depok, Senin (4/10/2021).
"Pasti akan kita evaluasi. Jika terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan, maka kita akan menghentikan pembelajaran ini, baik secara total atau pun parsial di sekolah-sekolah yang tidak mematuhi dan mentaati protokol Covid-19," kata Imam Budi Hartono, dikutip Tribunnews.com dari situs resmi Pemkot Depok, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Universitas Padjajaran Siap Gelar Perkuliahan Tatap Muka Terbatas dengan Prokes Ketat
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Depok menjelaskan terkait pencegahan timbulnya klaster baru di sekolah.
Di mana Pemkot Depok menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwal) Depok Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan PTMT di Masa Pandemi Covid-19.
Perwal tersebut, salah satunya mengatur tentang kapasitas di dalam satu kelas tidak boleh lebih dari 20 peserta didik.
"Antisipasi untuk penyebaran Covid-19, bahwa kelasnya kedatangannya tidak penuh dalam satu kelas dan dijadwal sesuai dengan jumlah absen genap-ganjil," tuturnya.
Imam Budi Hartono juga berpesan kepada siswa-siswi agar selalu menjaga menjaga kesehatan Covid-19.
Mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menjaga jarak fisik.
Sekolah Tatap Muka di Depok Sudah Dimulai
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Pendidikan (Disdik) memastikan pelaksanaan PTM Terbatas digelar sejak Senin (4/10/2021) kemarin.
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Depok dilaksanakan dengan sejumlah aturan.
Mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga pelaksanaan PTM Terbatas bagi siswa yang hanya dua hari dalam satu minggu.
Menurut Kepala Disdik Kota Depok, Wijayanto, sebelum menetapkan PTM Terbatas sudah dilakukan simulasi terlebih dahulu.
"Dari simulasi PTMT yang berlangsung 28-29 September, dari catatan kami berjalan dengan baik, maka kami menetapkan PTMT akan digelar dari tanggal 4 Oktober sampai 23 Desember 2021," katanya, dikutip Tribunnews.com dari situs resmi Pemkot Depok, Senin (4/10/2021).
Selama PTMT, setiap satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa untuk dapat melaksanakan PTMT.
Selanjutnya, orang tua atau wali murid dapat memilih PTMT atau Belajar Dari Rumah (BDR) bagi putra-putrinya dengan membuat surat pernyataan.
"Jadi, sekolah tetap menyediakan pembelajaran BDR bagi siswa yang tidak diizinkan mengikuti PTMT oleh orang tuanya," tutur Wijayanto.
Mengenai pelaksanaan PTMT, diadakan hanya dua hari dalam satu minggu dan durasi paling lama dua jam per hari.
Selain itu, hari belajar lainnya dilaksanakan secara BDR atau PJJ berdasarkan jadwal yang diatur oleh satuan pendidikan dengan pengaturan sesi.
Lalu, peserta didik tidak diperkenankan membawa bekal makanan dan hanya diperbolehkan membawa bekal minum.
Perlu diketahui, PTMT di Kota Depok berlaku untuk semua jenjang pendidikan. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK, SD, hingga SMP.
Aturan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Depok
Ada sejumlah aturan yang harus dipatuhi oleh setiap satuan pendidikan saat melakukan PTMT mulai 4 Oktober 2021.
Mulai dari menjaga jarak, di mana orang duduk dan berdiri atau mengantre paling sedikit 1,5 meter.
Kemudian, memberikan tanda pembatas jaga jarak.
Setiap satuan pendidikan juga harus memastikan ketersediaan ruang terbuka dan saluran udara dalam ruangan memiliki sirkulasi yang baik.
Adapun orang tua/wali peserta didik dapat memilih PTMT atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi anaknya dengan hadiah surat pernyataan.
Dikutip dari berita.depok.go.id, sekolah wajib melaporkan kebijakan PTMT pada laman http://sekolah.data/kemendikbud.go.id/kesiapanbelajar/kebijakan/kabkota.
Termasuk, laporan pemantauan dan evaluasi PTMT pada laman http://sekolah.data.kemendikbud.go.id/kesiapanbelajar/.
Baca juga: Hari Ini PTM se-Bali Dimulai, Sekolah Diminta Tidak Melakukan Pungutan Biaya Seragam
Selain itu, PTMT hanya dilaksanakan dua hari per minggu dengan durasi maksimal dua jam per pertemuan.
Siswa diwajibkan memakai masker bedah dua lapis atau masker bedah satu lapis dan masker kain, serta menerapkan etika batuk/bersin.
Kemudian, harus memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara berulang terkait penerapan protokol kesehatan.
Terakhir, menggunakan alat belajar pribadi, dilarang pinjam meminjam peralatan belajar.
Harapan Orang Tua Siswa
Sekolah tingkat PAUD hingga SMP di Kota Depok memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Senin (4/10/2020).
Dibukanya kembali pembelajaran tatap muka pun mendapat sambutan antusias dari orang tua siswa, sebagaimana dilansir WartakotaLive.com.
Ahmad Yani, warga Bedahan, Kecamatan Sawangan, mengaku sangat senang dengan digelarnya kembali sekolah tatap muka.
"Pastinya senang karena anak-anak kembali ke sekolah," kata Ahmad, Minggu (3/10/2021).
Ahmad sendiri memiliki 2 anak yang sedang duduk di bangku sekolah.
"Satu anak saya di kelas 2 SMP di pondok pesantren, satu lagi di MI Fa'rul Hidayah Sawangan," ujarnya.
Ia juga merasa kerepotan ketika anak-anak belajar dari rumah.
Bahkan, Ahmad, juga mengaku kesulitan mengawasi proses belajar anak karena sibuk mencari nafkah.
"Kita kan punya pekerjaan juga. Jadi agak susah mengontrolnya," jelasnya.
Sementara Bayu (42), warga Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, juga sangat mendukung digelarnya PTMT.
"Saya sangat mendukung digelarnya PTMT besok. Pusing juga kalau anak belajar di rumah terus," ungkapnya.
Dia merasakan banyak kendala saat membimbing anak belajar dari rumah.
"Selain jaringan internet yang terkadang lelet, listrik yang sering mati juga membuat kegiatan pembelajaran jarak jauh terhambat," tutur Bayu.
Bayu berharap Covid-19 segera menghilang sehingga kehidupan kembali normal.
"Kasihan anak-anak tidak bisa sosialisasi dengan teman-temannya di sekolah. Semoga PTMT ini lancar sehingga kegiatan pendidikan kembali berjalan normal," tuturnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartakotaLive.com/Hironimus Rama)
Simak berita lainnnya terkait PTMT
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.