BNPT dan LPSK Gelar Pelatihan Kewirausahaan Bagi Penyintas Sebagai Wujud Bantuan Rehabilitasi Sosial
Satu di antara upaya konkret pemerintah dan seluruh stakeholder untuk memberikan dukungan terhadap para penyintas terorisme.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu diantara upaya konkret pemerintah dan seluruh stakeholder adalah memberikan dukungan terhadap para penyintas terorisme.
Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT) selaku koordinator penanggulangan terorisme bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) senantiasa melakukan berbagai upaya pendampingan dan pemberian bantuan kepada saksi dan korban tindak pidana terorisme.
Upaya tersebut salah satunya diwujudkan melalui penyelenggarakan Training Self Love dan Orientasi Pelatihan Kewirausahaan Sosial kepada para penyintas di Bali, pada Rabu (13/10/2021).
Pelatihan ini diikuti oleh 90 peserta yang terdiri dari 50 luring dan 40 secara daring.
Pesertanya berasal dari Jakarta, Bali, Surabaya Jawa Timur dan Sulawesi Tengah.
Baca juga: Gelar Doa 19 Tahun Peristiwa Bom Bali, Kepala BNPT: Terorisme Menjadi Perhatian Semua Pihak
Pelatihan ini didukung oleh Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YMII), Peach Generation Indonesia, dan UNODC.
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan, dukungan BNPT dalam pelatihan ini merupakan wujud BNPT hadir dengan memberikan penguatan fisik, psikis, sosial, dan finansial kepada para penyintas agar dapat bangkit dari kedukaan masa lalu dan merencanakan masa depan yang lebih baik bahkan memenuhi kebutuhan mereka selama keadaan darurat seperti di tengah pandemi Covid-19.
"Pelaksanaan hari ini merupakan salah satu wujud bantuan rehabilitasi sosial, Kemandirian dalam aktifitas perekonomian untuk memulihkan kondisi sosial para korban sehingga mampu menjalankan fungsi sosialnya kembali secara normal," ujar Boy.
Menurut dia program ini ditujukan untuk memberikan penguatan, pemberdayaan dan pemulihan kepada para korban agar memiliki keterampilan kerja dan mampu membuka wirausaha di tengah-tengah masyarakat.
"Ini bentuk konkrit kepedulian kita kepada penyintas," ucap Boy.
BNPT juga telah membentuk Forum Silaturahmi Penyintas (Forsitas) yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi di antara para korban (penyintas) terorisme serta dapat saling menguatkan satu sama lain.
BNPT telah menyelenggarakan beberapa pertemuan sebagai tindak lanjut dari Forsitas dan berharap forum tersebut terus menjadi wadah bagi seluruh penyintas terorisme untuk bertukar informasi dan memperkuat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Boy Rafli berharap kegiatan ini dapat memperkuat upaya kita bersama dalam memberikan dukungan terhadap penyintas terorisme, termasuk memastikan pemenuhan hak-hak penyedia penyediaan pendampingan dan akses terhadap keadilan.
Selain Kepala BNPT, Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo juga menjelaskan kegiatan ini merupakan langkah pertama dalam rangkaian kegiatan psikososial pelatihan Kewirausahaan untuk pemulihan korban tindak pidana yang akan diselenggarakan pada bulan November 2021berupa pelatihan wirausaha sebagai Barista dan Frozen Food.
Hasto berharap para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.