Pengamat Nilai Konflik Internal PDI Perjuangan Soal Pilpres Bisa Berdampak Positif dan Negatif
Pengamat Politik, Teguh Yuwono memberikan tanggapannya terkait konflik internal yang terjadi di partai PDI Perjuangan terkait konflik internal PDI-P.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik Universitas Diponegoro (UNDIP), Teguh Yuwono memberikan tanggapannya terkait konflik internal yang terjadi di partai PDI Perjuangan terkait isu Pilpres 2024.
Menurut Teguh, perlu kedewasaan dalam berpolitik agar bisa mengelola konflik internal partai.
Agar nantinya persoalan internal ini tidak keluar dari partaidan tidak menganggu silaturahmi dan mencegah adanya kegaduhan.
Teguh pun menyayangkan adanya istilah-istilah binatang yang muncul, seperti banteng, celeng, dan bebek semenjak konflik internal PDI-P ini mencuat ke publik.
Baca juga: PDIP Tegaskan Ketua Umum Megawati Belum Tentukan Sosok yang Bakal Diusung di Pilpres 2024
Lebih lanjut Teguh menilai, konflik internal PDI-P bisa berdampak negatif dan positif.
Positifnya yakni bisa memperkuat soliditas dan ikatan partai politik.
Sementara itu, dampak negatifnya adalah menjadi kontraproduktif bagi PDI-P sendiri.
"Pengaruhnya tentu bisa positif, bisa negatif. Positifnya itu mungkin kemudian memperkuat soliditas partai politik, memperkuat ikatan partai politik. Tapi bisa juga kemudian, sisi negatifnya adalah menjadi kontraproduktif untuk PDI-P," kata Teguh dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Disebut Celeng oleh Bambang Pacul, Kader PDIP Pendukung Ganjar Siap Dipecat hingga Kata Pengamat
Teguh juga mengungkapkan konflik internal PDI-P ini nantinya bisa membuat publik berpikir jika kebebasan berpendapat di PDI-P masih belum dikembangkan.
Padahal sebenarnya PDI-P memiliki budaya politiknya sendiri, yakni seluruh proses yang berhubungan dengan kepemimpinan nasional, maka itu hak prerogatif dari Ketua Umum.
"Orang akan mengatakan kalo begitu demokrasi, kebebasan pendapat di PDI-P belum dikembangkan. Tetapi PDI-P kan punya budaya politik sendiri."
"Yang mengatakan bahwa seluruh proses yang berhubungan dengan kepemimpinan nasional itu hak prerogatif ketua umum. Nah kalo orang sekarang menjadi bagian dari partai politik ya harus loyal terhadap itu," terang Teguh.
Baca juga: Pengamat Sebut Koalisi Gerindra-PDIP Kuat, Beberapa Nama Disebut Berpotensi Jadi Cawapres Prabowo
Awal Mula Munculnya Konflik Internal PDI-P
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, panasnya suhu politik di internal PDI-P ini bermula saat Ketua DPP PDI-P yang juga merangkap Ketua DPD PDI-P Jateng Bambang Wuryanto menyebut kader PDI-P yang mendeklarasikan diri mendukung Ganjar Pranowo maju Pilpres 2024 bukan lagi banteng, tapi celeng.