PP IGI dan Siberkreasi Apresiasi Gerakan Literasi Digital Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menggulirkan program Literasi Digital bagi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menggulirkan program Literasi Digital bagi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah.
Program ini dilakukan untuk memperkuat kesadaran digital (digital awareness), keterampilan digital (digital skills) dan kecerdasan digital (digital intelligence) GTK Madrasah.
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Danang Hidayatullah mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Kemenag merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas GTK Madrasah.
Dikatakan Danang, program literasi digital madrasah akan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu madrasah, yang tentunya akan berdampak pada kualitas pendidik dan peserta didik. Sehingga pada saatnya akan meningkatkan daya saing bangsa.
“Guru dilahirkan untuk merumuskan masa depan pendidikan. Guru yang maju adalah guru yang mampu menyeleraskan dirinya dengan perubahan. Program Literasi Digital Madrasah adalah kegiatan luar biasa dalam merespon perubahan dalam rangka meningkatkan kualitas guru, daya pikir guru, sehingga berdampak pada kualitas anak-anak didik kita,” tegas Danang di Jakarta, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Kemenag Perkuat Kompetensi Literasi Digital Bagi Guru Madrasah
Era digital, lanjut Danang, harus diakui bahwa keberadaannya tidak bisa dihindari dan saat ini sudah masuk di setiap lapisan masyarakat, termasuk dalam setiap tingkat dalam dunia pendidikan.
Oleh sebab itu, penguatan literasi digital bagi guru madrasah akan memengaruhi kualitas pendidikan Indonesia.
"Peran guru tidak dapat digantikan jika kemampuan guru selaras dengan era digital. Guru harus mampu beradaptasi, berinovasi dan mempertahankan budaya. Kecerdasan dan kesadaran dalam memahami dunia digital wajib dipenuhi, jika tidak hal tersebut dapat menjadi bumerang, bahkan dapat menghancurkan nilai-nilai yang dibangun dalam dunia pendidikan itu sendiri,” pungkas Danang.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum Siberkreasi Romzi Ahmad.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Kemenag melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam merupakan bagian dari visi Pemerintah Republik Indonesia yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, yakni meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
“Penguatan Literasi Digital Madrasah sejalan dengan arahan dari Presiden RI, Bapak Joko Widodo, terkait Percepatan Transformasi Digital, yaitu persiapan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran,” jelas Romzi.
Teknologi digital, lanjut Romzi, telah mengakibatkan perubahan eksponensial dalam hampir semua aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Proses pembelajaran yang sebelumnya bertumpu pada pertemuan tatap muka kini dapat dilakukan secara daring melalui internet dan perangkat nirkabel.
Oleh karena itu, guru madrasah abad ke-21 harus memiliki keterampilan digital yang memadai untuk menopang proses pembelajaran dan mengarahkah siswa untuk mengelaborasi sumber belajar digital yang sangat berlimpah.
"Dengan cara demikian, siswa madrasah masa depan akan memiliki daya saing digital (digital competitiveness) di level global", pungkas Romzi.