Jokowi Minta Jajaran Menteri Siapkan Mitigasi Lonjakan Covid-19 Akibat Libur Natal dan Tahun Baru
Presiden Jokowi minta para menteri untuk menyiapkan mitigasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru nanti.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menterinya untuk segera menyiapkan mitigasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru mendatang.
Belajar dari akhir tahun 2020 lalu, Jokowi tak ingin kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19 karena libur panjang.
Permintaan mitigasi dari Jokowi itu pun disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan setelah melakukan rapat terbatas dengan sejumlah menteri lainnya, Senin (18/10/2021).
"Presiden kembali menekankan kepada kami semuanya agar betul-betul berhati-hati menyiapkan seluruh langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat libur Natal dan Tahun Baru," ucap Luhut dalam konferensi persnya, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Jokowi Bertolak ke Kalimantan Utara, Dijadwalkan Tanam Mangrove dan Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi
Luhut mengatakan, pihaknya akan mendorong penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai upaya mendeteksi penyebaran kasus Covid-19.
Jika pemerintah berhasil menekan kasus Covid-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru, menurut Luhut, Indonesia bisa beralih ke kondisi endemi.
Selain itu, Luhut juga menjelaskan upaya pemerintah dalam mencegah gelombang ketiga Covid-19.
Upaya pertama yakni mengenai percepatan vaksinasi Covid-19 kepada beberapa daerah yang padat penduduk namun vaksinasi masih rendah.
Baca juga: Kendalikan Penularan COVID-19 di Tempat Kerja, Kemnaker Optimalkan Panitia Pembina K3
Kemudian, pemerintah juga akan mendorong dan memperluas penggunaan aplikasi PeduliiLindungi.
Aplikasi tersebut kini menjadi syarat masyarakat untuk masuk ke area publik sebagai upaya screening dan tracing Covid-19.
Ketiga, kata Luhut, pemerintah kini sedang menjajaki beberapa obat alternatif yang dinilai mampu menyembuhkan Covid-19.
Seperti, obat Molnupiravir dari Merck, Proxalutamide yang sedang dalam tahap uji klinis di Indonesia, dan AT-527 obat yang dikembangkan oleh Roche and Athea.
"Saat ini saya bersama dengan Menteri Kesehatan sedang berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan Merck mengenai obat Molnupiravir," jelas dia.
Baca juga: Tak Hanya Jokowi, Pimpinan DPR juga Dukung BUMN yang Sakit Ditutup: Hanya Jadi Beban Negara
Luhut ingin tidak hanya sekedar membeli obat saja, tapi juga membangun pabrik untuk produksi obat sendiri di Indonesia.
"Kalau itu benar (bisa menyembuhkanCovid-19) kita akan minta pabriknya dibuat di Indonesia. Dan dari apa yang kami lihat peluang itu sangat ada," tutur Luhut.
Upaya terakhir, yakni kerja sama bahu-membahu antar masyarakat.
Luhut mengaku paham bahwa publik sudah lelah menghadapi pandemi Covid-19.
Baca juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang hingga 1 November 2021, Ini Daftar Wilayah Berstatus Level 2 dan 3
Namun melihat perkembangan tren perbaikan kasus, Luhut yakin Indonesia akan segera keluar dari pandemi.
"Sekali lagi, saya mengajak kita semua untuk saling bahu-membahu menjaga Covid-19 tidak kembali melonjak."
"Tetap menggunakan masker, ajak keluarga, saudara, dan teman-teman yang belum divaksin untuk segera divaksin."
"Dan jangan lupa untuk terus secara disiplin menggunakan PeduliLindungi," jelasnya.
Diketahui, pemerintah minggu ini kembali memperpanjang PPKM berlevel sampai 1 November mendatang.
Dalam perpanjangan PPKM ini, pemerintah juga memberikan kelonggaran aktivitas.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)