P2G: Banyak Pengawas Sekolah yang Tidak Mengerti Soal Sekolah Penggerak
Satriwan Salim mengungkapkan banyak pengawas sekolah dan dinas pendidikan di daerah yang tidak mengerti mengenai Sekolah Penggerak.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengungkapkan banyak pengawas sekolah dan dinas pendidikan di daerah yang tidak mengerti mengenai Sekolah Penggerak.
Padahal Sekolah Penggerak merupakan program dari Kemendikbudristek yang masuk dalam Kebijakan Merdeka Belajar.
Satriwan mengatakan hal ini ditengarai karena dinas pendidikan dan pengawas sekolah tidak dilibatkan oleh Kemendikbudristek dalam program Sekolah Penggerak.
"Jangankan ke Padangnya ke Jakarta aja, di Jakarta teman-teman pengawas itu saya pernah cek. Saya pernah tanya. Mereka enggak Paham. Apa itu Sekolah Penggerak bedanya dengan Guru Penggerak," ucap Satriwan dalam webinar Ngopi Seksi, Minggu (24/10/2021).
"Untuk Sekolah Penggerak mereka betul-betul tidak tahu, karena memang tidak terlibat pengawas sekolah dan dinas pendidikan," tambah Satriwan.
Selain itu, Satriwan mengungkapkan Kemendikbudristek selama ini berkoordinasi langsung dengan pihak sekolah terkait Program Sekolah Guru Penggerak.
Sehingga, pihak dinas pendidikan dan pengawas tidak mengerti mengenai Sekolah Penggerak.
"Karena sekolah penggerak ini langsung dari Kemendikbud ke sekolah. Dinas Pendidikan, pengawas, di Jakarta kami bertanya kepada pengawas mereka ora ngerti. Apa itu Sekolah Penggerak," tutur Satriwan.
Satriwan mengatakan sekarang pihak lain dilibatkan sebagai pelatih ahli. Padahal selama ini program Sekolah Penggerak telah memiliki instruktur ahli.
Baca juga: Nadiem Makarim Ajak Pimpinan Perguruan Tinggi Menjadi Duta Kampus Merdeka
"Nah tahu-tahu sekarang menjadi pelatih ahli. Enggak tahu juga, siapa yang melatih ya. Karena sekolah penggerak di awal-awal ada instruktur ahli gitu ya, yang memberikan pelatihan kepada kami," kata Satriwan.
"Jadi ini kaya tidak senafas, tidak seiring seirama. Programnya dibuat oleh Balitbang atau badan standar sekarang Puspurbuk Pusmenjar. Pelatihnya dan yang melatihnya dari unsur GTK. Jadi enggak nyambung," pungkas Satriwan.
--
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.