Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BKKBN Ajak Kampus Terjunkan Mahasiswa Dampingi Masyarakat dalam Penanganan Stunting

Pemerintah terus menggencarkan target penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen di tahun 2024.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in BKKBN Ajak Kampus Terjunkan Mahasiswa Dampingi Masyarakat dalam Penanganan Stunting
Humas BKKBN
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus menggencarkan target penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen di tahun 2024.

Sebagai upaya mencapai target itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng sejumlah perguruan tinggi.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan keterlibatan perguruan tinggi diharapkan dapat mendukung penuh dan membantu kementerian dan lembaga untuk menyampaikan semua sentuhan spesifik maupun fisik kepada keluarga

Kerja sama ini tertuang dalam program Kampus Merdeka, yakni mahasiswa akan menjalankan kuliah sebanyak 20 SKS dengan tema seputar keluarga dan stunting.

Baca juga: Kemensos Efektifkan Peran Keluarga Turunkan Angka Stunting di Indonesia

Kegiatan mahasiswa meliputi proyek membangun desa dan kemanusiaan dengan melakukan pengabdian masyarakat dan KKN tematik.

"Ada 11 perguruan tinggi awal yang sudah bergabung dengan pengentasan stunting ini. Segera perguruan tinggi yang lainnya bisa nanti menyusul," kata Hasto dalam acara Simposium Nasional Stunting 2021 yang digelar virtual, Selasa (26/10/2021).

Berita Rekomendasi

Hasto mengatakan peran perguruan tinggi dan mahasiswa dalam pengentasan stunting ini sangat diharapkan untuk penguatan perencanaan dan penganggaran, peningkatan kualitas, pelaksanaan kegiatan maupun juga peningkatan kapasitas coaching dan mentoring serta advokasi kepada pemerintah desa dan juga masalah-masalah yang terkait dengan data penanganan stunting.

Menko PMK Muhadjir Effendi melanjutkan kerjasama antara perguruan tinggi dengan BKKBN dapat memperkuat penanganan stunting dengan pendekatan yang persuasif dan edukatif dari calon calon pengantin termasuk yang sekarang pada menjadi mahasiswa dan mahasiswi.

Penanganan stunting harus dimulai dari level bawah yakni memberi pemahaman yang baik terkait keluarga dan stunting pada setiap individu yang akan berumah tangga.

"Maka menjadi sangat strategis karena itu dalam kerjasama ini maka yang pertama-tama yang harus disentuh adalah bukan mereka penduduk atau masyarakat yang sudah berpasangan tetapi para mahasiswa dan mahasiswi yang sekarang berada di perguruan tinggi yang nanti pada akhirnya juga akan menuju ke arah pernikahan," ujar Muhadjir.

Dengan demikian ada dua sasaran yang dicapai ddalam kerjasama antara BKKBN dan perguruan tinggi.

Satu sisi adalah melakukan penyadaran dan pendidikan kepada para mahasiswa yang pada akhirnya akan menjadi pasangan suami-istri atau berkeluarga tapi juga yang kedua adalah dalam rangka pengabdian masyarakat untuk memberikan penjelasan pengarahan dan bantuan sekaligus penyelesaian masalah penting yang ada di masyarakat.

"Saya sangat dukung apa yang telah diambil dari langlah-langkah ini termasuk simposium pada hari ini. Tetapi saya yakin kita semua juga menyadari bahwa penanganan stunting tidak cukup berhenti pada simposium saja tetapi justru yang lebih penting adalah bagaimana aksi di lapangan," pesan Muhajir.

Dikutip dari Kementerian Kesehatan, stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.

Artinya stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas