Kesalahan Besar jika Posisi Jubir Presiden Dikosongkan Sepeninggal Fadjroel Rachman
akar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai akan menjadi kesalahan besar bagi Presiden Joko Widodo jika memang benar ta
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
![Kesalahan Besar jika Posisi Jubir Presiden Dikosongkan Sepeninggal Fadjroel Rachman](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengamat-politik-emrus_20180914_181127.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai akan menjadi kesalahan besar bagi Presiden Joko Widodo jika memang benar tak akan mengisi jabatan juru bicara yang ditinggalkan Fadjroel Rachman.
"Tugas Presiden itu sangat banyak. Tidak boleh itu kosong juru bicara karena dia bagian dari representasi Presiden," kata Emrus saat dihubungi Tribunnews, Selasa (26/10/2021).
Di negara demokrasi seperti Indonesia, Emrus bicara soal pentingnya posisi juru bicara seorang pemimpin, terlebih sekaliber posisi presiden.
"Kalau dikosongkan jabatan jubir presiden sangat tidak tepat, tetapi saya yakin Pak Presiden Jokowi akan mengangkat juru bicaranya," tambahnya.
![Juru Bicara Kepresidenan - Fadjroel Rachman](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/grafis-fadjroel-rachmann.jpg)
Dia menambahkan, kriteria juru bicara yang pantas untuk menjadi representasi Presiden Jokowi merupakan dia yang sudah punya pengalaman soal komunikasi.
Baca juga: Pengamat Sebut Ada Kemungkinan Posisi Jubir Presiden Akan Dikosongkan: Selama Ini Tak Berjalan Baik
"Dia (juru bicara) harus hadir dan menempel di semua agenda dan pertemuan presiden kecuali memang sifatnya yang sangat rahasia," katanya.
Namun, menurutnya, juru bicara juga harus berani berbeda pendapat dengan presiden.
"Tetapi empat mata atau di ruang privat. Harus berani menjadi 'konsultan komunikasi' bagi presiden," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.