Pengamat Menilai Megawati akan Putuskan Capres PDIP Paling Akhir: Insting Naluriah Partai Terbesar
Ketua Umum PDIP diprediksi akan menentukan capres dan cawapres di Pemilu 2024 paling akhir, disebut sebuah insting naluriah partai terbesar.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya, ikut menanggapi kontemplasi yang dilakukan Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Yunarto, kontemplasi yang dilakukan Megawati hanya bisa dimaknai oleh orang-orang terdekatnya saja.
Namun, Yunarto menilai keputusan Megawati dalam mengusung capres dan cawapres 2024 bisa dilihat melalui rekam jejaknya di Pemilu 2014.
"Kalau kontemplasi saya yakin kader internal apalagi orang-orang terdekat Ibu Mega saja yang bisa memaknai."
"Tapi kita sebagai pihak luar paling tidak bisa membaca fakta-fakta empiris yang pernah terjadi dalam konteks pengambilan keputusan Ibu Megawati terkait dengan siapa yang akan dimajukan sebagai capres."
"Minimal kita belajar dari 2014 dan saat itu lebih sakral pertanyaan terbesarnya adalah Ibu Mega maju sendiri atau kader lain," ungkap Yunarto, dikutip dari tayangan Youtube Metro TV, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Singgung Riwayat Pencalonan Jokowi Dulu, Sekjen PDIP: Megawati Tidak Sembarangan Usung Capres Partai
Sementara, dalam kontestasi politik di Pemilu 2024, Yunarto melihat adanya kesamaan pertanyaan dari publik terkait capres yang akan diusung Megawati.
"Orang melihat pendekatan elektoral dengan situasi yang agak mirip, kalau mau disamakan yang satu mewakili keluarga Ibu Mega, satu lagi yang dilihat secara elektoral tinggi," ungkap Yunarto.
Kendati masukan publik terus menggema terkait capres dan cawapres usungan Megawati, Yunarto meyakini keputusan tersebut akan dibuat paling akhir.
Selain sebagai strategi, Yunarto menilai keputusan tersebut adalah sebuah insting naluriah dari partai terbesar di Indonesia.
"Pertama yang tidak bisa dibantah, betul ada last minute kecenderungan dari Ibu Mega dalam mengambil keputusan."
"Itu memang pola yang biasa terjadi dari partai terbesar apalagi yang paling ditunggu-tunggu itu biasanya yang terakhir dalam mengambil keputusan."
"Saya melihat bisa itu sebagai strategi atau sebuah insting naluriah dari partai terbesar karena itu akan paling berpengaruh dalam kontestasi politik," jelas Yunarto.
Baca juga: Selain Puan dan Ganjar Pranowo, Ini Bocoran Nama-nama Kandidat Capres dari PDI Perjuangan
Di sisi lain, Yunarto juga menyoroti anggapan sebagian pihak yang menyebut trah Bung Karno pasti akan memilih politik dinasti.
Sebab, Yunarto mengatakan anggapan tersebut tidak terbukti di kontestasi politik 2014.
"Dilihat juga kesoktauan sebagian pihak yang mengatakan sentralisasi keluarga Bung Karno pasti akan memilih politik dinasti."
"Bagaimana seorang ibu pasti akan memilih anaknya, itu sudah terjawab tidak sesimpel itu bahwa yang terjadi di 2014 pun Ibu Mega mengalahkan dirinya sendiri," ujar Yunarto.
Untuk itu, Yunarto menyebut, akan ada banyak variabel yang menentukan pilihan capres dan cawapres dari PDIP.
Baca juga: Reaksi PDIP dan Gerindra Tanggapi Survei Litbang Kompas yang Tempatkan Prabowo-Ganjar Capres Teratas
Terlebih, masih ada waktu hingga dua tahun lagi untuk menentukan capres dan cawapres dari partai berlambang banteng ini.
"Pertanyaannya adalah apakah betul faktor elektoral akan menjadi satu-satunya faktor penentu, karena ada beberapa catatan.
"Kalau pemilu diadakan hari ini dan pendekatannya adalah kekuasaan, tentu saja Ganjar Pranowo yang akan diusung oleh PDIP."
"Tapi ada variabel lain misalnya situasinya masih 2 tahun lebih sehingga apa yang tampak di survei sekarang masih mungkin berubah," jelas Yunarto.
Megawati Lakukan Kontemplasi soal Capres Pilihan PDIP
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut Ketua Umum partai berlambang banteng Megawati Soekarnoputri melakukan kontemplasi untuk tentukan sosok kader yang pantas diusung sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Megawati, kata Hasto, turut menimbang berdasarkan aspirasi rakyat.
Hal ini dilakukan guna meneruskan tongkat kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang telah memimpin Indonesia selama 10 tahun.
"Siapa yang akan menjadi (calon) presiden yang akan datang partai tentu saja mengambil pertimbangan matang dan mendengarkan aspirasi rakyat dan itu dilakukan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10/2021).
Baca juga: Megawati: Tak Ada Aturan yang Bisa Halangi PDIP Menang Terus
"Termasuk melakukan kontemplasi mohon petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa terhadap sosok yang benar-benar layak untuk meneruskan kepemimpinan dari Pak Jokowi," ucap dia.
Menurutnya, prioritas utama PDI-P dalam menentukan kader pilihan menjadi capres terletak pada bagaimana dia bisa meneruskan program dan prestasi yang telah didapatkan Jokowi selama memimpin Indonesia.
"Yang harus dilakukan partai adalah kesinambungan kepemimpinan Pak Jokowi dengan berbagai prestasinya, sangat penting untuk dicarikan sosok paling tepat didalam melanjutkan estafet kepemimpinan itu," tuturnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Danang Triatmojo)
Berita lain terkait Bursa Capres