Hasil Survei LSIN Ungkap Lima Menteri Berkinerja Terbaik, Siapa Saja?
Saat survei dilakukan, para responden diajukan pertanyaan menteri siapa dan kementerian apa yang kinerjanya paling baik dan paling buruk?
Editor: Malvyandie Haryadi
Hadir sebagai narasumber saat survey ini dirilis antara lain, Prof. Dr. Lili Romli, M.A (Peneliti Pusat Riset Politik, BRIN), Abdul Aziz, M.A ( Direktur Riset Dialektika Institute).
Dalam kesempatan itu, Direktur eksekutif LSIN Yasin Mohammad membeberkan, 51% responden menilai kinerja Jokowi-Ma’ruf Amin sudah baik.
Sementara, 4,5% responden menilai sangat baik, 6,9 cukup, 6,5% menilai buruk dan 2,9 menilai sangat buruk.
Hal ini menunjukkan ada tren penurunan kepuasan publik pada kinerja pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua masa kepemimpinannya.
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Lili Romli pun menyebut, temuan survei LSIN ini dapat menjadi peringatan bagi pemerintah.
“Angka 51% ini cukup rendah, dan ini menjadi warning bagi pemerintahan Jokowi. Bisa saja ini dipengaruhi kinerja pemerintah juga kinerja masing masing menterinya,” ujar Prof. Lili.
Elektabilitas Capres
Survei LSIN juga mengukur elektabilitas Capres jelang Pemilu 2024.
Ada 3 nama dominan yang dinilai masyarakat layak menjadi capres, yaitu Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 25%, Anies Baswedan 20% dan Prabowo Subianto 12%
Untuk Ketum parpol, ada 3 nama yang populer di mata masyarakat, yakni Prabowo Subainto dengan elektabilitas 12%, AHY 4,8% dan Airlangga Hartato 1,9%.
Direktur Eksekutif LSIN Yasin Mohammad menilai Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto berpotensi menjadi capres di Pilpres 2024 karena memiliki elektabitas yang menjanjikan sebagai modal elektoral.
Ia juga menilai nama-nama capres dari simulasi Ketum Parpol juga patut dipertimbangkan sebagai kuda hitam, seperti AHY dan Airlangga Hartarto.
Di sisi lain, Prof Lili menyoroti munculnya tokoh-tokoh dari kalangan non parpol yang dominan dari sisi elektabilitas.
“Saat ini justru muncul tokoh dari pemerintah daerah bukan parpol. Ini menarik. Karena regulasi Pemilu di Indonesia masih terdapat aturan PT, bisa saja mereka malah tidak diusung oleh parpol,” kata Lili.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.