Loyalis Anas Urbaningrum Dirikan Partai Baru, Ini Respons Partai Demokrat
Partai Demokrat hormati partai baru loyalis Anas Urbaningrum bersama Gede Pasak Suardika, nilai keberanian melebihi dibanding Moeldoko.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Malvyandie Haryadi
![Loyalis Anas Urbaningrum Dirikan Partai Baru, Ini Respons Partai Demokrat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/logo-partai-kebangkitan-nusantara-pkn.jpg)
Pihaknya berhatap parpol-parpol baru punya komitmen kuat dalam berdemokrasi yang kondusif dan sehat.
"Semakin memperkaya khasanah pemikiran dan gagasan-gagasan besar serta segar dalam membangun bangsa ini, menuju Indonesia Emas 2045."
"Tidak alergi dengan perbedaan pendapat dalam membangun bangsa dan negara ini. Mari kita bersama-sama membangun demokrasi Indonesia yang lebih baik," kata dia.
![Herzaky buka-bukaan soal Moeldoko pernah temui SBY (Tangkap Layar Kompas Tv) 3/10/2021](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/herzaky-buka-bukaan-soal-moeldoko-pernah-temui-sby.jpg)
Baca juga: Profil Anas Urbaningrum, Eks Ketum Demokrat yang Bebas Tahun Depan, Disebut Bakal Bergabung di PKN
Hal senada juga disampaikan oleh Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani.
Kamhar menghormati adanya partai baru tersebut.
Menurut dia, Gede Pasek merupakan seorang yang cerdas dan berintegritas.
Hal tersebut terlihat dari sikap Gede berpindah partai politik yang dinilai cara berpolitik secara elegan.
"Itu pilihan jalan yang terhormat. Kami respek dengan politisi-politisi seperti ini," ujarnya, Sabtu (30/10/2021) melansir Tribunnews.com.
![Logo Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/logo-partai-kebangkitan-nusantara-pkn.jpg)
Baca juga: Demokrat: Janji Politik Pemerintah Hanya Sekadar Surga Telinga Bagi Masyarakat
Kamhar tak segan-segan juga memberi sindiran kepada Moeldoko.
Dikatakannya, semestinya Moeldoko belajar dari Gede Pasak dalam membangun partai politik.
"KSP Moeldoko mestinya belajar banyak ke Bli GPS yang pernah berada pada naungan partai yang sama, yaitu Partai Hanura, agar menempuh cara-cara yang kesatria, terhormat, dan bermartabat ketika masuk ke dunia politik," katanya.
"Bukan malah sebaliknya, mempertontonkan arogansi dan melabrak semua aturan dan kepatutan. Itu gaya politik feodal yang yang kontraproduktif dengan demokrasi," tandas dia.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Reza Deni)(Kompas.com/Ardito Ramadhan)