Soal Seruan Gencatan Senjata di Intan Jaya, Mahfud MD: Aparat Sangat Hati-hati Lindungi Masyarakat
Mahfud MD merespons seruan gencatan senjata di Intan Jaya, dia selalu mengikuti perkembangan disana termasuk seruan Keuskupan Timika dan LBH Papua.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD merespons seruan gencatan senjata di Kabupaten Intan Jaya.
Mahfud mengatakan selama ini ia selaku Menko Polhukam juga mengikuti terus perkembangan di Intan Jaya termasuk seruan Keuskupan Timika dan LBH Papua.
Selain itu, kata dia, ia juga terus memantau update terkini dari Polri, TNI, dan BIN.
Baca juga: Ganjar, Gibran dan Juliyatmono Satu Suara Soal Tragedi Tewasnya Warga Mereka saat Diklat Menwa UNS
Baca juga: Bakal Dibubarkan Kapolda, Iptu Winam Kenang 7 Tahun Jadi Kepala Tim Jaguar, Buru Kejahatan di Depok
Ia mengatakan telah meminta aparat Polri dan TNI melakukan tindakan terukur agar tidak terjadi korban masyarakat sipil.
"Sebenarnya, seperti masyarakat tahu, Polri dan TNI sudah sangat berhati-hati melindungi warga sipil. Tapi seperti anda tahu OPM itu selalu menyerang dari belakang dan menjadikan warga sipil sebagai tameng dan korban," kata Mahfud kepada wartawan dikutip pada Senin (1/11/2021).
Mahfud mengatakan OPM terkesan selalu mengambil momentum untuk menarik perhatian luar negeri.
Saat ini, kata dia, Presiden sedang di luar negeri dan bertemu dengan tokoh-tokoh G20.
OPM, kata dia, memanfaatkan momentum tersebut.
Padahal, kata dia, di lembaga-lembaga internasional yang resmi masalah separatisme Papua tidak pernah diagendakan.
Baca juga: Satgas Nemangkawi Tangkap Dua Oknum Polisi Yang Diduga Jual Amunisi Kepada KKB Papua
Mahfud juga mengatakan selama ini penanganan secara rutin terkait situasi keamanan di Papua sudah ada standar dan prosedurnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga terus berkordinasi dengan Wakil Presiden terkait hal tersebut karena baik berdasar Keppres Nomor 20/2020 maupun Undang-Undang Nomor 2/2021, pimpinan pembangunan di Papua adalah Wakil Presiden.
Secara khusus, pagi ini ia akan rapat di bawah pimpinan Wakil Presiden.
"Dunia internasional melihat Papua seperti melihat daerah-daerah lain misalnya masalah penyelamatan lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat, bukan soal disintegrasi," kata Mahfud.
Diberitakan sebelumnya, para pastor (Imam) Keuskupan Timika, Papua angkat bicara terkait konflik di Intan Jaya pada Minggu (31/10/2021) pagi.
Dalam keterangan pers di Aula Bobaigo Keuskupan Timika, Jalan Cenderawasih SP 2 dihadiri oleh Pastor Paroki Tiga Raja, Amandus Rahadat, Pastor Dominikus Dulione Hodo, dan Direktur Sekretariat Keadilan Perdamaian (SKP) Keuskupan Timika.
Pastor Paroki Tiga Raja, Amandus Rahadat menyampaikan gencatan senjata sangat membawa dampak bagi semua pihak, terutama bagi anak-anak.
"Kepada semuanya untuk berhenti melakukan aksi, karena merugikan dan tidak membawa hasil baik," jelasnya.
Baca juga: Mahfud MD Umumkan 4 Tokoh yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2021
Langkah baik untuk menyelesaikan hal itu, kata dia, yakni dengan cara berdialog.
"Memulai dialog untuk mendatangkan damai sejahtera lestari sesuai harapan kita bersama. Dialog perlu dilakukan oleh kedua belah pihak agar terciptanya kedamaian," jelasnya.