Tegas! BKN Akan Diskualifikasi Peserta Curang dalam Proses Seleksi CPNS
Badan Kepegawaian Negara (BKN) terus melakukan audit terhadap dugaan kecurangan dalam SKD CPNS 2021 dengan modus remote access.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kepegawaian Negara (BKN) terus melakukan audit terhadap dugaan kecurangan dalam SKD CPNS 2021 dengan modus remote access.
Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara (BKN) Suharmen pun menegaskan, pihaknya akan mendiskualifikasi peserta yang kedapatan melakukan kecurangan dalam proses seleksi.
Hal itu disampaikan Suharmen dalam konferensi pers terkait Jadwal Lanjutan Seleksi Penerimaan CPNS dan PPPK Non-Guru Tahun 2021 yang disiarkan kanal YouTube BKNgoid, Selasa (2/11/2021).
"Dan ya mudah-mudahan tidak ada titik lokasi lain, tapi kalau ada titik lokasi lain tentu konseskuansi sama yang berada di titik lokasi lain, akan di diskualifikasi atas kecurangan yang dilakukan," kata Suharmen.
Suharman menambahkan, saat ini BKN melakukan analisis terhadap data-data peserta seleksi CPNS yang dilakukan oleh artificial intelligence.
Analisis tersebut dilakukan guna penelusuran dugaan kecurangan secara lebih mendetail.
Baca juga: CEK Hasil SKD CPNS 2021 di sscasn.bkn.go.id, Berikut Ini Tanda Peserta yang Dinyatakan Lanjut ke SKB
"Kami sudah melakukan machine learning, harus membuat suatu sistem yang baru untuk lebih semacam artificial intelligence untuk melakukan analisis terhadap data-data seluruh data peserta yang mengikuti seleksi apakah betul terjadi potensi kecurangan dalam pelaksanaan seleksi ini," ucapnya.
"Tadi pagi karena datanya begitu besar, tadi pagi baru 25 persen running," tambahnya.
Ia juga menambahkan, proses audit ini akan memakan waktu yang sangat lama. Mengingat, bahwa peserta yang mengikuti seleksi mencapai 2,3 juta orang.
"Mungkin akan butuh waktu terhadap audit seluruh peserta karena datanya sekitat 2,3 juta orang, dan 2,3 juta orang dilihat detik-perdetik, aktivitas selama peserta mengikuti seleksi," kata Suharmen.