Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Pilih Andika Sebagai Calon Panglima TNI, Pengamat Bicara Aspek Relasi Informal

Emrus memang tak menyebut secara rinci soal hubungan informal yang dimaksud terhadap Andika dan Presiden Joko Widodo.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jokowi Pilih Andika Sebagai Calon Panglima TNI, Pengamat Bicara Aspek Relasi Informal
Ist
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto  dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa meninjau langsung pembangunan Rumah Sakit Lapangan Modern Yonkes 1 Kostrad-RSPAD Gatot Subroto. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing bicara soal alasan Presiden Joko Widodo memilih KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Dalam perspektif komunikasi politik, Emrus mengatakan selain sosok Andika yang memang populer dan punya rekam jejak cemerlang, ada satu faktor lainnya Jokowi memilih Andika.

"Siapa pun itu di seluruh dunia di samping profesionalitas, hubungan informal menjadi satu faktor yang tidak bisa diabaikan," kata Emrus kepada Tribunnews.com, Rabu (3/11/2021).

Emrus memang tak menyebut secara rinci soal hubungan informal yang dimaksud terhadap Andika dan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Pengamat Beberkan 4 Alasan Jokowi Memilih Andika Jadi Calon Panglima TNI, Bukan Yudho Margiono

Diketahui, Andika pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres pada tahun awal-awal Presiden Jokowi menjabat di periode pertamanya.

Tak hanya itu, Andika juga menikahi Diah Erwiany, anak perempuan dari mantan Kepala Badam Intelijen Negara, Jenderal (Purn) A. M Hendropriyono.

Berita Rekomendasi

Bahkan, spekulasi soal Andika jadi Panglima TNI sudah muncul ketika Hendropriyono menyambangi Istana Negara pada 7 Mei 2021 lalu, meskipun pihak Istana menyebut kedatangan tersebut merupakan bentuk silaturahmi.

"Tidak boleh dinafikkan hubungan relasi personal itu juga salah satu faktor yang memperkuat suatu keputusan terutama di dalam pengangkatan seseorang. Itu kenyataan," tambahnya

"Sederhana saja. Bukankah kita lebih memilih orang yang lebih dekat dengan kita, tetapi tidak mengabaikan kapabilitas? Karena dibutuhkan loyalitas. Sekalipun profesional dan kapabel tapi tidak loyal, kan begitu. Loyalitas itu kan terlihat dari hubungan relasi informal, dan itu variabel utama dalam suatu pengangkatan jabatan publik," pungkas Emrus.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan nama KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Hal itu disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani saat menerima surat presiden (surpres) calon Panglima TNI yang diserahkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/11/2021).

"Presiden mengusulkan satu nama calon Panglima TNI, untuk dapat persetujuan. Karena itu Pak Setneg, presiden sampaikan surpres mengenai usulan calon Panglima TNU atas nama Jenderal Andika Perkasa," ungkap Puan.

Puan mengatakan, DPR melalui Komisi I akan segera memproses surat tersebut untuk mempersiapkan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).

"Komisi I DPR akan menggelar fit and proper tesr terhadap calon Panglima TNI. Kemudian DPR akan menggelar rapat paripurna untuk mendapatkan persetujuan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas