Alasan Anggota Komisi 1 DPR Kompak Pakai Baju Army saat Fit and Proper Test Calon Panglima TNI
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid jelaskan soal seragam hijau army yang dikenakan pimpinan serta anggota Komisi 1 saat fit and proper test di DPR.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI tampak kompak mengenakan baju berwarna hijau army saat uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Pantauan Tribunnews, sekitar pukul 10.10 WIB, uji kelayakan dan kepatutan Jenderal Andika Perkasa dimulai di ruang rapat Komisi I DPR.
Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid bersama sejumlah pimpinan serta anggota Komisi I DPR terlihat kompak mengenakan baju berwarna hijau army.
Sejumlah Anggota Komisi I juga terlihat menyempatkan foto bersama dengan Andika sebelum acara tersebut dimulai.
Lebih lanjut Meutya Hafid menjelaskan soal baju hijau amry tersebut.
Ternyata baju itu merupakan satu di antara seragam para anggota Komisi 1.
"Kebetulan Seragam Komisi 1 dibuatkan oleh rekan Komisi 1 juga Mas Sugiono. Kami punya beberapa warna ada juga yang jaket hijau jaket loreng, jaket biru, jaket hitam, " tuturnya.
"Di Komisi 1 kami dorong kekompakan, pandangan gagasan sudah sering berbeda tentu supaya ‘kaya’ masukan ya, jadi paling tidak baju sesekali seragam untuk kekompakan, " sambungnya.
Ditambah lagi karena hari ini merupakan hari Sabtu, jika mengenakan jas atau batik dirasa terlalu rapih sehingga dipilihlah seragam amry tersebut.
"Ini kami pakai yang hijau kebetulan senada dengan giat hari ini fit and proper test panglima. Supaya tambah semangat juga sih. Tapi tidak diwajibkan, hanya disarankan, eh ternyata hampir semua pakai, " imbuhnya.
"Senada tadi juga kan keputusan Alhamdulillah diambil musyawarah mufakat, secara bulat seluruh fraksi di komisi memberikan persetujuan. Merangkai kalimat demi kalimat serta kata demi kata dalam keputusan secara bersama-, " tambahnya.
Diketahui, berdasarkan agenda, mekanisme fit and proper test, acara akan dimulai pukul 10.00 WIB dengan pembukaan oleh ketua rapat.
Selanjutnya calon Panglima TNI akan menyampaikan visi dan misi secara terbuka, tetapi penyampaian strategi dan kebijakan dilaksanakan secara tertutup dengan alokasi waktu kurang lebih selama 30 menit.
Semua forum setelahnya akan berlangsung secara tertutup.
Setiap fraksi diberikan waktu masing-masing sekitar 7 menit untuk melontarkan pertanyaan.
Calon Panglima TNI memiliki waktu sekitar 20 menit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.