Ganjarist Yakin Ganjar Pranowo Mampu Lanjutkan Estafet Kepemimpinan Jokowi
Relawan Ganjarist yakini Ganjar Pranowo mampu melanjutkan estafet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo diyakini mampu melanjutkan estafet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ganjarist, Mazdjo Pray.
Mazdjo mengatakan di 2024 mendatang, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang dapat melanjutkan program-program Jokowi.
"Kita ingin apa yang dikerjakan Pak Jokowi, tidak selesai atau tidak buntu sampai 2024 dan tidak dilanjutkan lagi," ungkap Mazdjo dalam program Overview Tribunnews.com, Kamis (4/11/2021).
Selain mendukung Ganjar untuk maju sebagai Capres 2024, Ganjarist juga akan mengawal Jokowi hingga masa kerjanya usai.
"Visi misi Ganjarist mengawal kinerja Jokowi hingga 2024, dan memastikan ada penerus beliau yang paling kompetibel, sehingga tidak ada tongkat estafet jatuh di jalanan," ungkapnya.
Baca juga: Fenomena Relawan Politik Muncul Saat Pilpres 2014, Kini Muncul Lagi, Dukung Ganjar hingga Luhut
Alasan Dukung Ganjar
Mazdjo juga mengungkapkan apa yang mendasari Ganjarist memilih sosok Ganjar Pranowo untuk didukung maju di Pilpres 2024 mendatang.
Sebelum menentukan siapa yang didukung, ungkap Mazdjo, relawan yang tergabung sudah mengoleksi siapa saja kandidat yang paling memungkinkan untuk didukung maju untuk nyapres.
Hasil yang didapat mengerucut pada sosok Ganjar.
"Dari sekian banyak kandidat yang bermunculan, rata-rata ada kedekatan atau setidaknya tidak bebas dari isu radikalisme."
"Beberapa malah menikmati dukungan ormas-ormas yang sekarang dibubarkan atau terindikasi radikalisme."
"Tapi ada satu yang tidak, yang clear secara ideologis, yaitu Pak Ganjar Pranowo, sama sekali tidak terindikasi kompromi terhadap radikalisme," ungkap Mazdjo.
Baca juga: SIGAP Gelar Deklarasi Beri Dukungan Ganjar Pranowo Maju Jadi Capres 2024
Selain itu, Mazdjo juga menyebut tidak ingin kepemimpinan Republik Indonesia hanya dinikmati oleh petinggi partai politik.