Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Ismail Marzuki, Komposer Musik yang Muncul di Google Doodle Hari Pahlawan 2021

Berikut profil Ismail Marzuki, komposer musik di Indonesia yang menjadi Google Doodle di Hari Pahlawan 2021

Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Profil Ismail Marzuki, Komposer Musik yang Muncul di Google Doodle Hari Pahlawan 2021
beritabaik.id
Ismail Marzuki - Gugur Bunga di Taman Bakti 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Ismail Marzuki yang menjadi ikon Google Doodle pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021.

Untuk mengenang jasa para pahlawan Indonesia, Google memasang doodle Ismail Marzuki di halaman utama pencariannya.

Ilustrasi Ismail Marzuki ditampilkan dengan menggunakan kemeja putih berdasi biru, lengkap dengan sebuah biola.

Baca juga: PROFIL Usmar Ismail, Sutradara Film Tiga Dara dan Bapak Film Indonesia yang Dapat Gelar Pahlawan

Dikutip dari laman Google Doodle, Doodle Ismail Marzuki diilustrasikan oleh seniman Ykha Amelz.

Ismail Marzuki merupakan seorang komponis besar di Indonesia.

Lagu-lagu patriotiknya menjadikannya sebagai pahlawan nasional selama gerakan kemerdekaan bangsa.

Pada 10 November tahun 1968, pemerintah Indonesia mengangkat karya-karya Ismail Marzuki dengan meresmikan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Berita Rekomendasi

Taman Ismail Marzuki berfungsi sebagai pusat pelestarian warisan budaya Indonesia dan inovasi kreatif dalam seni rupa, musik, teater, tari, dan film.

Ismail Marzuki jadi ikon Google Doodle Hari Pahlawan 2021.
Ismail Marzuki jadi ikon Google Doodle Hari Pahlawan 2021. (Tangkapan layar Google Doodle)

Profil Ismail Marzuki

Berikut ini profil Ismail Marzuki yang dikutip dari laman Google Doodle.

Ismail Marzuki lahir di Kwitang, Jakarta Pusat, Indonesia pada 11 Mei 1914.

Ismail Marzuki lahir ketika wilayah itu berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.

Meskipun profesi musik tidak umum di komunitas ini, Marzuki tumbuh berlatih hingga lima jam sehari untuk menguasai delapan instrumen.

Delapan instrumen tersebut antara lain yakni: harmonika, mandolin, gitar, ukulele, biola, akordeon, saksofon, dan piano.

Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, GPK Ziarah ke TMP Kalibata dan Bagikan Sembako

Pada usia 17 tahun, Ismail Marzuki menggubah lagu pertama dari ratusan lagu yang akan ia hasilkan sepanjang kariernya.

Lagu-lagu karya Ismail Marzuki mengisahkan tentang kisah perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan nada melankolis.

Ismail Marzuki mengisi hati orang Indonesia dengan kebanggaan selama bertahun-tahun dengan menyiarkan lagu-lagunya di Radio Republik Indonesia (RRI)

Beberapa karya Ismail Marzuki juga menjadi lagu kebangsaan.

Pada tahun 1955, Marzuki mengambil alih sebagai pemimpin Orkestra Studio Jakarta yang bergengsi dan menggubah lagu Pemilihan Umum, tema musik pemilihan umum pertama di Indonesia.

Untuk menghormati kontribusi budayanya, pemerintah Indonesia menobatkan Marzuki sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004.

Dikutip dari laman jakarta.go.id, dalam rentang waktu 27 tahun menjadi komponis, Ismail Marzuki telah menciptakan hingga 250 lagu.

Banyak penghargaan seni yang diberikan kepada Ismail karena dedikasi, perjuangan dan kecintaannya terhadap Tanah Air.

Salah satu penghargaannya adalah Piagam Wijayakusuma yang diberikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1961.

Baca juga: Profil Letjen Bakti Agus Fadjri, Mantan Danrem di Solo yang Kini Berpeluang Jabat KSAD

Album kompilasi charity Tribute to Ismail Marzuki juga pernah dirilis oleh komunitas Masyarakat Peduli Indonesia (MPI).

Komunitas ini merilis album kompilasi pada Agustus 2015 sekaligus memperingati 100 tahun kelahiran Ismail Marzuki, yang sebenarnya jatuh pada 2014.

Karya-karya Ismail Marzuki

Dikutip dari laman jakarta.go.id, berikut 10 lagu ciptaan Ismail Marzuki yang masih dikenang hingga kini:

1. Gugur Bunga (1945) – Oldtimers

2. Rayuan Pulau Kelapa (1944) – Endank Soekamti

3. Juwita Malam (1950) – Slank

4. Indonesia Pustaka (1949) - Rossa

5. Wanita (1948) – Paul Latumahina

6. Sabda Alam (1950) – D’Masiv

7. Rindu Lukisan (1950)- Memes

8. Halo Halo Bandung (1946) – Cokelat

9. O Sarinah (1931) – Waldjinah

10. Sepasang Mata Bola (1946) - Sheila On 7

(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)

Artikel lainnya terkait Profil Tokoh

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas