Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fraksi PKS Minta Pemerintah Fokus Produksi Vaksin Merah Putih

BPOM dan WHO menyatakan siap mendampingi proses uji klinis ini hingga vaksin Merah Putih dapat diproduksi secara massal.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Fraksi PKS Minta Pemerintah Fokus Produksi Vaksin Merah Putih
(Dok. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta).
Sejumlah warga tengah menjalani screening sebelum mendapat vaksin Covid-19 saat acara serbuan vaksinasi di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto menyambut baik prosesi serah terima bibit (seed) vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga kepada PT Biotis Pharmaceuticals.

Acara yang berlangsung Selasa (9/11/2021) itu, disaksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Serah terima ini menandakan proses uji praklinis Vaksin Merah Putih telah berjalan sukses.

Untuk kemudian dilanjutkan dengan uji klinis tahap 1 hingga 3 oleh PT Biotis Pharmaceuticals.

BPOM dan WHO menyatakan siap mendampingi proses uji klinis ini hingga vaksin Merah Putih dapat diproduksi secara massal.

"Dengan serah terima bibit vaksin ini harusnya Pemerintah fokus memproduksi Vaksin Merah Putih hasil karya anak bangsa. Bukan malah mewacanakan dan mendukung pembangunan pabrik vaksin buatan asing di dalam negeri," kata Mulyanto, kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).

Berita Rekomendasi

Sebelumnya diberitakan, bahwa Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan akan menggandeng perusahaan China untuk membangun pabrik vaksin di Indonesia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Lansia Jadi Sorotan hingga Sasaran Daerah Penerima Pfizer

Pemerintah akan memfasilitasi pendirian pabrik vaksin, yang berbasis mRNA tersebut dan direncanakan akan berproduksi pada bulan bulan April tahun 2022.

Mulyanto mengkritik langkah tersebut, karena seharusnya pemerintah memprioritaskan produksi vaksin Merah Putih, apalagi para ahli kita mampu memproduksi vaksin tersebut.

"Kita mesti menggenjot, mengawal dan memproduksi Vaksin Merah Putih hasil riset anak bangsa dengan berbagai kebijakan dan insentif, yang mungkin, bukan malah mempromosikan pembangunan pabrik vaksin asing di Indonesia," ucap Anggota Komisi VII DPR RI itu.

"Ini terkesan asing minded. Dan rela pasar domestik kita, yang besar ini, digerogoti oleh pabrik vaksin asing. Ini soal jiwa merah putih dan kedaulatan teknologi kita," lanjutnya.

Mulyanto mengatakan, sebagai bangsa yang berdaulat, pemerintah harus terus berjuang mengembangkan kemampuan teknologi dan inovasi domestik untuk memproduksi dan menjaga pasar dalam negeri.

"Bahkan kalau vaksin Merah Putih ini berlebih, dapat kita ekspor ke berbagai negara yang membutuhkan. Ini akan menjadi sumber devisa baru bagi negara," ujar Mulyanto.

Menurut Mulyanto, dalam Konsorsium Riset Covid-19, yang dikoordinasikan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), ada 11 platform riset vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM.

Riset Vaksin Merah Putih berbasis platform virus yang dimatikan (inactivated virus), yang dimotori Universitas Airlangga, adalah platform riset yang paling progresif.

Bila uji klinis tahap 1-3 berjalan lancar, maka diperkirakan EUA (emergency use authority) Vaksin Merah Putih dari BPOM akan keluar pada bulan Maret 2022, untuk kemudian diproduksi massal bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceuticals.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas