Ganjar Pranowo Jelaskan Makna Salam Adu Banteng dengan FX Hadi Rudyatmo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghadiri Pameran Foto Akar di Pendapa Pucangsawit, Solo, Jumat (12/11/2021).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghadiri Pameran Foto Akar di Pendapa Pucangsawit, Solo, Jumat (12/11/2021).
Dalam kesempatan itu ada satu foto yang menyita perhatian yakni foto salam adu banteng.
Ganjar bercerita terkait foto salam adu banteng tersebut.
Dia membeberkan alasan melakukan salam adu banteng bersama Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Foto itu diambil oleh seorang pegawai humas Pemkot Solo pada 2019 silam.
Momen salam adu banteng yang dilakukan Ganjar dan Rudy diambil saat keduanya meninjau proyek PLTSA di TPA Putri Cempo, Solo.
Ganjar mengungkapkan, keduanya melakukan salam adu banteng untuk menyamakan pikiran.
Sebab, mereka tak pernah nyambung saat mengobrol.
Ia pun mengaku tak memahami maksud dari perkataan mantan Wali Kota Solo itu.
"Jadi saya kalau ngomong sama Mas Rudy itu ratau (enggak pernah) nyambung," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (13/11/2021).
"Dia ngomong C, aku nanggepnya D, enggak nyambung," lanjut Ganjar.
Baca juga: PDIP Sebut Golkar Hendak Membajak Ganjar Pranowo Ikut Pilpres 2024
Sehingga, menurut Ganjar, mereka harus menempelkan dahi untuk mentransfer hal yang dipikirkan.
"Ben nyambung piye? digatukke bathuk e (Biar nyambung bagaimana? ditempelkan dahinya)."
"Kemudian transfer, kayak di-download," beber Ganjar Pranowo.
Diberitakan TribunSolo.com, Ganjar datang untuk melihat pameran foto bertajuk 44 Tahun Perjalanan Sang Akar dalam Bingkai Fotografi di kediaman FX Rudy.
Dari berbagai foto yang dipamerkan, Ganjar sangat terkesan dengan foto salam adu banteng.
Sementara itu, Rudy memilih fotonya saat menggendong nenek sebagai foto paling berkesannya.
"Saya gendong nenek nganter ke rumah sakit, karena itu diboncengkan motor jalannya oleng-oleng, kita hentikan," ujarnya, Jumat.
Diketahui, ada 44 foto yang dipamerkan dalam acara ini.
Foto yang ditampilkan merupakan kiriman dari fotografer, masyarakat umum, wartawan, hingga mahasiswa.
Ada sekitar 300 foto yang dikirim, namun panitia menyeleksi sesuai momen karena keterbatasan tempat.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunSolo.com/Agil Tri)