Saat Yayasan Erick Thohir Sulap Balai Warga Jadi Pusat Bermain Anak-anak
Pada awal pembangunannya, balai warga merupakan hasil tumpukan sampah yang kemudian ditimbun tanah, sebagai pondasi dasarnya.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Balai warga induk Teluk Ratal, Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung mendadak ramai.
Fasilitas umum (Fasum) yang menerima bantuan program social healing dari Yayasan Erick Thohir dipenuhi orang tua dan anak-anak yang ingin melihat pertunjukan sulap.
Ketua RT, Lukman Hakim (68) mengaku senang dengan suasana sore hari yang terjadi di balai warga Induk di wilayahnya tersebut.
Apalagi, ketika bangunan berukuran 4 meter x 6 meter itu kini dalam kondisi layak dan nyaman, khususnya untuk anak-anak bermain.
"Senang kalau melihat keramaian, balai warga ini menjadi pusat bermain bagi anak-anak kami di sini, bahkan bisa dikatakan sebagai pos serba guna," kata Lukman, Minggu (14/11/2021).
Dikatakan dia, balai warga induk menjadi ajang pertemuan bukan hanya bagi warga wilayah RT 02 saja.
Melainkan, warga dari RT yang masih dalam satu kelurahan pun berkumpulnya di sini.
Menurut Lukman, tanah yang sekarang ini berdiri balai warga induk, dahulunya merupakan hamparan tanah ditumbuhi alang-alang yang cukup tinggi.
Bahkan, kata dia, kondisi tersebut membuat pemukiman Teluk Ratal yang dihuni 100 kepala keluarga menjadi sangat kumuh dan menyeramkan.
"Sebelum dialih fungsikan sebagai balai warga induk, tanah diisi (tumbuhi) dengan alang-alang tinggi, jangankan orang liat, lewat aja ga mau," kata dia.
Kondisi itu berlangsung puluhan tahun sejak 1996 lalu.
Di tahun 2017, lanjut Lukman, secara swadaya, warga membersihkan dan memindahkan balai warga yang ada sebelumnya, ke tempat sekarang ini.
Baca juga: Saat Erick Thohir Bangun Jalan Setapak untuk Kampung Bunga
Dia beralasan, dipindahkannya tempat itu untuk mencari titik tengah sehingga warga mempunyai rasa untuk saling memiliki.
"Kita pindahkan balai warga di lokasi 'netral', atau di titik tengah agar warga merasa memiliki dan menjaganya, baik warga yang muncul dari gang kanan, kiri maupun gang tengah, sehingga diberi nama balai warga induk," papar ketua RT yang telah menjabat selama 25 tahun ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.