Menko PMK: 1.000 Hari Pertama Kehidupan Tentukan Kualitas SDM
Muhadjir Effendy menjelaskan pembangunan SDM dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan dan usia dini.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan pembangunan SDM dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan dan usia dini.
Fokus pemerintah dalam mencapai target pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia meliputi beragam aspek.
Salah satunya yaitu aspek kesehatan yang diyakini sebagai tonggak awal lahirnya generasi masa depan unggul, cerdas, dan berdaya saing.
“Masa 1000 HPK dilanjutkan dengan masa usia dini itu sangat menentukan etape-etape perjalanan SDM kita," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Dalam program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), misalnya, Presiden Jokowi mulai periode awal kepemimpinan telah menginstruksikan adanya Bantuan Operasional PAUD (BOP) untuk membantu para guru PAUD agar bisa mendapatkan insentif lebih layak.
Sedangkan, untuk pembangunan fisik sekolah PAUD diambilkan dari dana desa.
Baca juga: Menko PMK Minta Ada Standarisasi untuk Pendidikan Vokasi Bidang Kesehatan
"Mudah-mudahan langkah ini bisa mengejar SDM kita agar betul-betul memiliki kualifikasi tinggi, berdaya saing, dan tentu saja produkif,” tutur Muhadjir.
Menko PMK menyebut, tantangan sebenarnya yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah terkait lapangan kerja.
Pasalnya, setelah masalah pendidikan dan kesehatan ditangani secara sistemik tentu diharapkan akan terbentuk SDM produktif yang betul-betul memiliki kualifikasi, keterampilan, kecakapan, serta keahlian.
“Apa artinya kita menyiapkan penduduk usia produktif yang memiliki kualitas bagus, sehat, memiliki kemampuan terampil, tapi ternyata tidak tersedia lapangan kerjanya,” ucap Muhadjir.
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab menyiapkan setidaknya minimal 3,4 juta lapangan kerja pertahun.
Baca juga: Hadapi Tantangan Zaman, Menko PMK: Bersatu Perkuat Semangat Revolusi Mental
Hal itu lantaran jumlah lulusan perguruan tinggi yang angkanya mencapai 1,7 juta kemudian tamatan SMA/SMK/MA sekitar 3,8 juta dengan 1,9 juta terpaksa harus memasuki dunia kerja.
Belum lagi, kata Muhadjir, data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebut jumlah pengangguran saat ini sebanyak 3,1 juta orang.
Padahal, Indonesia sedianya harus memanfaatkan momentum untuk mengejar era bonus demografi yang ditaksir bakal mencapai puncaknya pada tahun 2035.
Baca juga: Menko PMK: Infrastruktur Tanpa Ditopang Pembangunan SDM Ibarat Wudhu tapi Belum Salat
“Ini harus betul-betul kita persiapkan SDM yang sehat, berkualitas, dan juga lapangan pekerjaan yang memadai sehingga pada masa bonus demografi nanti penduduk usia produktif kita bisa benar-benar produktif dalam rangka menyongsong Indonesia Emas di 2045 dan era post-produktif di 2055,” pungkas Muhadjir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.