Siklon Paddy Diperkirakan Reda setelah 24 Jam, Inilah Dampak Cuaca dan Gelombang Laut di Indonesia
Siklon Paddy diperkirakan reda 24 Jam ke depan, terdapat dampak cuaca dan gelombang laut di Indonesia. Simak informasi lengkapnya di sini.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan perkembangan terbaru pergerakan Siklon Paddy di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah.
Menurut analisis BMKG yang dipublikasikan melalui akun Instagram @infobmkg pada Selasa (22/11/2021), terdapat informasi titik pergerakan Siklon Paddy yaitu di 13,5 derajat Lintang Selatan dan 108,1 derajat Bujur Timur.
Titik tersebut berada sekitar 690 Km di sebelah selatan Barat Daya Cilacap dan bertekanan 995 hPa dengan kekuatan 40 knot (75 Km/jam).
Siklon Paddy bergerak ke arah selatan dengan kecepatan 6 Km/jam menjauhi wilayah Indonesia.
Baca juga: Apa Itu Siklon Tropis? Terbentuk pada Suhu Permukaan Air Laut yang Hangat, Berikut Ulasan Lengkapnya
Baca juga: Siklon Tropis Paddy Terbentuk di Selatan Jawa, Potensi Hujan Sedang hingga Lebat di 9 Wilayah Ini
BMKG memprediksi intensitas siklon Paddy akan menurun dalam 24 jam ke depan (terhitung dari 22 November 2021 pukul 19.00 WIB) dan bergerak ke arah Barat.
Lalu, apa dampak tidak langsung Siklon Paddy terhadap cuaca di Indonesia?
Hujan sedang hingga lebat 24 jam ke depan, di wilayah berikut ini:
1. Lampung
2. Banten
3. DKI Jakarta
4. Jawa Barat
5. Jawa Tengah
6. DI Yogyakarta
7. Jawa Timur
8. Bali
9. NTB.
Baca juga: Bibit Siklon Tropis 90S Terpantau di Selatan Jawa Barat, BMKG Ingatkan Dampak Cuaca di Indonesia
Selain cuaca, siklon Paddy juga berdampak terhadap gelombang laut di perairan Indonesia.
Beberapa wilayah perairan mengalami gelombang laut tinggi.
Menurut hasil analisa BMKG di laman maritim.bmkg.go.id, terdapat peringatan dini gelombang tinggi akibat Siklon Paddy.
Siklon Tropis Paddy (997 hPa) terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah memberikan dampak pada ketinggian gelombang di laut.
Wilayah perairan yang terdampak Siklon Paddy, yaitu Perairan barat Bengkulu hingga Perairan Selatan Jawa tengah, Selat Sunda dan Samudra Hindia Selatan Jawa.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur Laut menuju Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5 - 20 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, pola angin dominan bergerak dari Barat Daya menuju Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan barat Lampung, Selat Sunda, Perairan Banten - Jawa barat, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Jawa bagian barat dan tengah serta Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa tengah.
Peringatan dini tersebut berlaku mulai Selasa (23/11/2021) pukul 07.00 hingga Rabu (24/11/2021) pukul 07.00 WIB.
Baca juga: Dampak Siklon Tropis Langsung Maupun Tidak Langsung, Beberapa Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Berikut ini daftar lengkapnya.
Gelombang laut Sedang (1,25 m - 2,5 m)
- Perairan Utara Sabang
- Laut Natuna Utara
- Perairan Barat Aceh Hingga Kep. Mentawai
- Perairan Kep. Seribu
- Perairan Pesisir Bengkulu
- Laut Jawa Bagian Barat Dan Tengah
- Samudra Hindia Barat Aceh Hingga Kep. Nias
- Laut Sulawesi Bagian Tengah Dan Timur
- Teluk Lampung Bagian Selatan
- Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud
- Selat Sunda Bagian Utara
- Laut Maluku Bagian Utara
- Perairan Timur Lampung
- Perairan Bitung - Kep. Sitaro
- Perairan Selatan Jawa Timur Hingga Lombok
- Perairan Utara Kep. Halmahera
- Selat Bali dan Lombok Bagian Selatan
- Laut Halmahera
- Samudra Hindia Selatan Jawa Timur Hingga NTB
- Samudra Pasifik Utara Halmahera.
Baca juga: Apa Itu Siklon Tropis? Terbentuk pada Suhu Permukaan Air Laut yang Hangat, Berikut Ulasan Lengkapnya
Gelombang laut Tinggi (2,5 m - 4 m)
- Perairan Barat P. Enggano
- Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan
- Perairan Barat Lampung
- Perairan Selatan Banten Hingga Jawa Tengah
- Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai - Lampung
- Samudra Hindia Selatan Banten Hingga Jawa Tengah.
Selain itu, BMKG juga mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan batas risiko tertinggi untuk berlayar.
Untuk perahu nelayan, batas risiko tertinggi kecepatan angin lebih dari 15 knot, dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 m.
Sementara untuk kapal tongkang, batas risiko tertinggi yaitu lebih dari 16 knot untuk kecepatan angin, serta batas gelombang paling tinggi yaitu lebih dari 1,5 m.
Batas risiko tertinggi keselamatan untuk kapal ferry yaitu ketika kecepatan angin lebih dari 21 knot dan saat tinggi gelombang lebih dari 2,5 m.
Kemudian, untuk kapal besar seperti kapal kargo/kapal pesiar, batas kecepatan angin tertinggi ketika lebih dari 27 knot, serta melampaui batas gelombang paling tinggi yaitu lebih dari 4 m.
BMKG memperingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar area pesisir yang berpeluang mengalami gelombang tinggi agar selalu waspada.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Anomali Cuaca