BKKBN, Adinkes, dan HIPPG Beri Penghargaan Atas Inovasi Masyarakat Turunkan Angka Stunting
BKKBN terus berupaya menggenjot percepatan penurunan stunting tidak hanya dengan program-program dari BKKBN
Editor: Content Writer
![BKKBN, Adinkes, dan HIPPG Beri Penghargaan Atas Inovasi Masyarakat Turunkan Angka Stunting](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kepala-bkkbn-drhc-dr-hasto-wardoyo-spog-k-fg.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya menggenjot percepatan penurunan stunting tidak hanya dengan program-program dari BKKBN sendiri namun juga berkolaborasi dengan segenap lapisan masyarakat dan pemerintah daerah.
Maka dari itu BKKBN juga terus mendorong masyarakat dan seluruh pemerintah daerah menciptakan terobosan dan inovasi-inovasi untuk menurunkan stunting menjadi sebesar 14% pada tahun 2024 nanti.
BKKBN bersama Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan The Habibie Institute For Public Policy and Governance (HIPPG) memberikan penghargaan atas inovasi-inovasi masyarakat dalam penanganan stunting lewat daring melalui aplikasi zoom meeting, Kamis (25/11/2021).
Inovasi tersebut telah terbukti ampuh menurunkan angka stunting di masing-masing wilayah.
“Inovasi penting sekali untuk mempercepat penurunan stunting, saya berharap inovasi ini tidak sekedar mencari pemenang, akan tetapi kemudian bisa membawa perubahan untuk wilayah nya masing-masing, maka inovasi akan menghasilkan revolusi perubahan mindset untuk merubah tatanan dan cara-cara baru untuk menyebarkan informasi secara menyeluruh. Hal ini terbukti karena para bupati semangat menyebarkan inovasi terhadap desa-desa lainnya. Inovasi ini sangat penting untuk membangun kerjasama untuk kepada semua stakeholders. Jika Desa memiliki indikator utama yaitu sebagai membebaskan kemiskinan dan kebebasan stunting,” jelas Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam acara Penganugerahan Penghargaan Inovasi Cegah Stunting tersebut.
Hasto juga menambahkan bahwa Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi telah mengizinkan penggunaan anggaran untuk program stunting seperti operasional dan sebagainya.
Dengan penghargaan ini inovasi-inovasi terbaik bisa tersampaikan ke seluruh wilayah Indonesia sehingga bisa saja diikuti oleh daerah lainnya dengan memanfaatkan kearifan lokal dan berbagai sumber daya alam lokal yang tersedia di masing-masing wilayah.
Seperti salah satu penerima penghargaan yang berasal dari Kabupaten Natuna, kepulauan Riau dengan program Gemar makan ikan sejak 1000 HPK.
Program ini memanfaatkan kelebihan ikan sebagai sumber protein hewani yang lebih mudah dicerna oleh bayi usia 6 - 11 bulan dan juga memiliki zat gizi yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Upaya ini bahkan telah terbukti mampu menurunkan stunting 1,5 % persen di Natuna dalam setahun.
Peran para pemerintah daerah dalam mendukung inovasi-inovasi tersebut pun turut diapresiasi dalam acara ini.
Dengan banyaknya dukungan dari para pemerintah daerah tersebut, BKKBN optimis Indonesia bisa mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14% pada tahun 2024 mendatang.
“Saya berharap dengan adanya acara inovasi cegah stunting ini seluruh daerah dapat menjaga inovasi serta memperluas cakupan inovasi yang telah dilakukan. Pada saat ini kurang lebih terdapat 185 aplikasi inovasi yang terdaftar, namun pasti masih ada beberapa inovasi yang belum terdaftarkan. Kami yakin bahwa setiap daerah memiliki inovasi yang baik untuk daerahnya masing-masing, untuk itu perlunya sebuah dukungan dari kepala daerah setiap wilayah agar inovasi ini bisa berguna untuk masyarakat daerah,” imbuh Kepala Adinkes dr. M. Subuh, MPPM pada kesempatan yang sama.
Acara Penganugerahan Penghargaan Inovasi Cegah Stunting dilaksanakan pada Kamis, 25 November 2021 aplikasi zoom meeting dan live streaming di Liputan6 dan akun youtube BKKBNOfficial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.