Sederet Tokoh Imbau Rakyat Papua Tak Terprovokasi Isu 1 Desember
Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa saja, sebagaimana keseharian dan tidak terpengaruh dengan ajakan yang menyesatkan dan bisa membuat susah.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Theresia Felisiani
![Sederet Tokoh Imbau Rakyat Papua Tak Terprovokasi Isu 1 Desember](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/g-kejora-berkibar-disebuah-towervv.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rakyat di Provinsi Papua diimbau agar tidak terpengaruh dengan isu 1 Desember yang sengaja diembuskan oleh kelompok yang berseberangan dengan pemerintah, karena dinilai hanya akan merugikan saja.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan terpengaruh dengan penaikan bendera atau lain sebagainya, sebab tanggal 1 itu adalah hari peringatan AIDS sedunia,” ujar Ketua Lembaga Musyawarah Adat (LMA) Port Numbay, George Awie, menanggapi isu yang gencar di tengah masyarakat dan sosial media, Selasa (30/11/21) kemarin.
Menurutnya, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa saja, sebagaimana keseharian dan tidak terpengaruh dengan ajakan yang menyesatkan dan bisa membuat susah.
“Jadi, masyarakat jangan terpengaruh dengan isu yang dibuat untuk memecah belah persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa, jalankan pekerjaan atau tugas seperti hari-hari biasa lainnya,” katanya.
Baca juga: Hari Ini HUT OPM, Bendera Bintang Kejora Berkibar di Tower BTS Bintuni Papua Barat
Hal senada disampaikan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat, Maxi Nelson Ahoren.
Ia mengajak segenap masyarakat Papua Barat agar menyiapkan diri menghadapi Minggu Adven.
“Tanggal 1 Desember ini kan sering dirayakan sebagian warga Papua. Maka pesan saya mari kita jaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Maxi Nelson Ahoren, Selasa (30/11/2021).
“Ketika Natal tiba Kita menghadapi dengan suka cita pada 25 Desember 2021 mendatang,” lanjutnya.
Menurut Ketua Lembaga Kultur Masyarakat Adat di Papua Barat ini, Natal sebagai pesta iman dan kedamaian selalu ada dalam diri manusia yang terdapat di masyarakat.
“Saya mengajak seluruh masyarakat di Papua Barat agar menyiapkan hatinya supaya menjadi palungan yang suci menghadapi kelahiran sang juru selamat,” tuturnya.
Baca juga: Hari Ini HUT OPM Papua, Polri Cegah Potensi Gangguan Keamanan
Kepada Aparat TNI dan Polri, Maxi Ahoren meminta supaya merangkul semua kelompok yang hidup di masyarakat, terutama mereka yang berlainan Ideologi sehingga menjadi satu Keluarga yang hidup dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Apapun aliran ideologi dan kepentingan Politik, TNI dan Polri harus merangkul mereka, sebab mereka juga merupakan saudara dan keluarga kita,” tuturnya.
TNI dan Polri lanjut Ahoren, mesti melakukan pendekatan secara humanis kepada mereka yang berseberangan. Dengan pendekatan humanis, lambat atau cepat mereka dapat dirangkul dalam satu keluarga.
Sebelumnya, imbauan sama juga disampaikan oleh anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) yang menegaskan bahwa 1 Desember yang biasa diklaim sebagai HUT Papua Barat adalah hal yang salah dan keliru, apalagi dia sebagai saksi sejarah.
“1 Desember yang selama ini diklaim sebagai HUT Kemerdekaan Papua Barat, adalah kekeliruan dan juga penipuan sejarah yang terus dipelihara hingga saat ini,” kata Herman Yoku, Jumat (26/11/2021) lalu.
Baca juga: Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji Larang Peringatan HUT OPM: Silakan Demo di Istana Presiden
Ia meminta agar semua pihak paham soal sejarah dan tidak setengah-setengah untuk memaknainya sehingga tidak salah dalam menilai suatu hal.
“Hal inilah yang tidak dipahami oleh generasi saat ini yang masih percaya bahwa 1 Desember adalah kemerdekaan Papua Barat, itu salah,” katanya menegaskan.
Menurut dia, pada tahun 1963, integrasi Irian (Papua) ke NKRI saat masa peralihan, penjajah Belanda tidak ingin angkat kaki dari Irian atau Papua. Sehingga berbagai cara digunakan untuk menganggu kedaulatan NKRI.