Ahmad Sahroni: 1,5 Bulan Waktu Bangun Sirkuit Formula E Setelah Venue Diumumkan
"Waktu sekitar satu setengah bulan," jelas Sahroni dalam diskusi daring Tribun Network bertajuk 'Mengungkap Rencana Gelaran Formula E.'
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepekan setelah ditugaskan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni mengaku pihaknya masih fokus pada pemilihan venue balapan mobil listrik yang akan digelar mulai tahun depan di DKI Jakarta.
Sejauh ini ada lima kandidat venue balapan Formula E yakni di Gelora Bung Karno, Ancol, Kemayoran, Pantai Indah Kapuk, dan Sudirman Thamrin.
Lalu, kalau venuenya sudah diumumkan, pembangunan sirkuit Formula E itu butuh waktu berapa lama?
Politikus Partai NasDem ini memastikan tidak butuh waktu lama untuk membuat sirkuit balapan mobil listrik tersebut.
"Waktu sekitar satu setengah bulan," jelas Sahroni dalam diskusi daring Tribun Network bertajuk 'Mengungkap Rencana Gelaran Formula E', Kamis (2/12/2021).
Apakah akan melibatkan pihak luar atau cukup panitia lokal?
"Pihak pelaksanaan penyelenggaraan langsung menyiapkan sarana dan prasarana di sirkuitnya. Jadi kita tinggal terima pakai saja," ucap Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.
Sahroni juga menyebut Presiden Joko Widodo tak perlu terlibat dalam penyelenggaraan ajang balap mobil listrik di ibu kota.
Sebagai presiden, Jokowi cukup mengetahui dan menerima laporan terkait penyelenggaraannya.
"Presiden mengetahui saja, tidak bertanggung jawab dalam hal ini. Kan presiden sebagai pimpinan negara beliau harus tahu karena ini eventnya event negara," kata Sahroni.
Presiden, lanjut Sahroni juga tak mempertanggung jawabkan segala hal yang terjadi dalam pelaksanaan Formula E. Meski ini event negara, namun Jokowi hanya bertindak sebagai pihak yang menerima laporan semata.
Tak Ambil Pusing
Situasi politik kembali hangat setelah penunjukan Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua penyelenggara Formula E oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Keputusan Anies ini dinilai sangat bermuatan politik. Menanggapi hal tersebut Sahroni tidak mau ambil pusing.
"Kalau alasannya hanya politik, masih banyak politisi lain yang lebih berpengaruh dari saya. Saya pun jelas menolak posisi ini kalau alasannya untuk politik semata," kata Sahroni dalam keterangannya, Kamis (2/12/2021).
Di kesempatan sebelumnya memang Anies Baswedan memaparkan mengapa dirinya menunjuk Sahroni.
Selain merupakan sekjen IMI, Sahroni juga dinilai paham mengenai seluk beluk event balap internasional, dan juga merupakan presiden mobil listrik Indonesia.
Selain itu juga Sahroni adalah putra asli daerah dan legislator dari DKI Jakarta.
"Saya tidak mau terjebak dengan dinamika politik yang ada. Kalaupun ada keterlibatan orang-orang politik, saya akan pastikan mereka punya kapabilitas yang mumpuni dan visi yang sama, memajukan Indonesia dan keselamatan lingkungan serta energi terbarukan," ucapnya.
Lebih lanjut Sahroni menyatakan bahwa Formula E sejatinya bukan hanya tontonan, hiburan, atau event.
Namun merupakan sebuah upaya untuk mensosialisasikan mobil listrik, yang sampai sekarang masih diragukan reliabilitasnya.
"Di formula E terbukti mobil listrik bisa melaju kencang, namun efisien dan ramah lingkungan. Dengan ini akan banyak yg melirik mobil listrik."
"Sehingga banyak hal positif yang bisa didapat. Polusi kota yg berkurang, ekosistem mobil listrik yg makin lengkap dan nyaman, sampai pertumbuhan industri baterai dalam negeri yg dicita-citakan presiden Jokowi bisa tercapai," ucapnya.
Ditunjuk Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menunjuk Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI) Ahmad Sahroni sebagai ketua pelaksana event balap mobil listrik internasional Formula E atau Jakarta E-Prix.
Dalam pelaksanaannya nanti, Sahroni akan dibantu oleh Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo yang menjadi Ketua Panitia Pengarah Jakarta E-Prix.
Terkait penunjukkan ini, Ahmad Sahroni yang juga seorang legislator asal Tanjung Priok, Jakarta Utara menyatakan bahwa dirinya merasa sangat terhormat.
Dia juga berharap agar gelaran Formula E ini bisa membantu mengangkat nama Indonesia di kancah otomotif internasional.
“Saya merasa terhormat. Semoga passion dan pengalaman saya di dunia otomotif selama ini bisa membantu mengangkat nama Indonesia melalui event penting ini."
"Karena ini semua demi kebanggaan dan masa depan Indonesia. Ajang balap Formula E bukan hanya sebagai tontonan layaknya Formula 1 atau Superbike,” kata Sahroni, kepada wartawan, Jumat (26/11/2021).
Sahroni menjelaskan, bahwa ajang Formula E adalah kampanye yang digelar untuk untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa Indonesia dengan ibukotanya DKI Jakarta telah siap sejajar dengan kota-kota besar di negara lain.
“Formula E adalah sebuah kampanye. Bukan kampanye politik orang atau partai tertentu."
"Tapi kampanye Indonesia di mata dunia, DKI Jakarta telah siap menyambut era modern yang ramah lingkungan, dan setara dengan kota-kota besar di negara maju lainnya seperti New York, London, Berlin, dan lain-lain,” ucapnya.
Sahroni juga menyebut bahwa event formula E ini bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia dari berbagai skala, baik mikro dan makro.
Selain itu, penggunaan mobil listrik seluruhnya di Formula E juga bisa menjadi ajang untuk memsosialisasikan tentang industri baterai dalam negeri yang dicita-citakan Presiden Jokowi.
“Ini adalah momentum untuk kebangkitan politik, sekaligus makin memperkenalkan mobil listrik dan industri baterai dalam negeri kepada masyarakat. Sehingga saya mohon, mari kita kesampingkan prasangka dan kepentingan politik, kita kerja bersama demi suksesnya event ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, mengenai berbagai isu dugaan korupsi seputar event ini, Sahroni menegaskan bahwa dirinya akan melibatkan KPK untuk turut mengawasi jalannya kegiatan dari awal sampai akhir.
“Saya akan bawa event ini se-transparan mungkin."
"Saya juga akan meminta KPK untuk ikut serta untuk mengawasi dari awal sampai akhir."
"Masyarakat juga silakan awasi dan bantu support dengan kritik membangun. Insyaallah semua lancar. Sekali lagi, ini bukan hanya proyak pemprov DKI, pemerintah pusat, IMI, atau siapapun. Ini proyek kita bersama,” jelas Sahroni.
Sebagai informasi, Sahroni memang penggiat mobil listrik di Indonesia. Saat ini dirinya menjabat sebagai Presiden Mobil Listrik Indonesia dan Tesla Indonesia. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir juga aktif mengkampanyekan mobil listrik di tanah air.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.