Kepala BKKBN Beberkan Konsep 4T untuk Cegah Stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan konsep 4T dalam pencegahan stunting di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan konsep 4T dalam pencegahan stunting di Indonesia.
Hasto mengatakan 4T tersebut, adalah tidak terlalu muda nikahnya, tidak terlalu tua hamilnya, tidak terlalu banyak anaknya, dan tidak terlalu sering.
"Parameter kependudukan kita ini kalau seandainya 4 Terlalu itu bisa dihindari, sukses kita," ucap Hasto melalui keterangan tertulis, Jumat (3/11/2021).
Hasto mengungkapkan BKKBN telah meluncurkan program bernama Recording Reporting System Pencatatan BKKBN.
Program ini mengecek kondisi calon pengantin tiga bulan sebelum menikah. Pemeriksaan meliputi lingkar lengan atas, berat badan, tinggi badan, HB.
"Periksanya bukan ke BKKBN tapi ke puskesmas maupun ke dokter-dokter terdekat", tutur Hasto.
Baca juga: Wapres Minta Kepala BKKBN Kejar Target Angka Prevalensi 14 Persen soal Penanganan Stunting
Dirinya menjelaskan jika terdapat wanita hamil kekurangan gizi terlihat dari plasenta yang dimilikinya tipis.
Sehingga akhirnya dapat menimbulkan bayi dapat terindikasi stunting.
Berawal dari sang ibu hamil yang memiliki kekurangan gizi yang baik, berakibat pada anak yang dilahirkan.
"Laki-laki 75 hari sebelum bulan madu harus sudah menyiapkan diri agar spermanya bagus, selain perempuan yang harus menyiapkan gizi 3 bulan sebelum menikah agar tidak terjadinya stunting," jelas Hasto.
Menurut Hasto, informasi mengenai stunting perlu disiarkan kepada masyarakat secara luas.
"Penting sekali kehadiran informasi di pelosok-pelosok dan massive information system yang harus kita bangun dalam rangka penurunan stunting," pungkas Hasto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.