Kominfo dan MUI Kerja Sama Cegah Penyebaran Radikalisme Lewat Media Sosial
Henri mendukung penuh Langkah MUI yang memiliki konsen melawan konten-konten radikalisme di media sosial.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersepakat untuk mencegah peredaran konten-konten radikalisme di media sosial.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Henri Subiakto menegaskan konten-konten negatif radikalisme dan ekstremisme bisa merusak citra agama Islam di mata dunia.
Padahal menurutnya, Islam di Indonesia sangatlah menghormati keberagaman. Bahkan di zaman perjuangan kemerdekaan, para ulama-ulama turut bersepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Indonesia dengan Pancasila-nya itu bisa menampung seluruh keberagaman kita. Islam di Indonesia itu adalah agama yang menghargai keberagaman, bukan seperti di media sosial yang sering mengaitkan Islam dengan radikalisme,” ujar Henri melalui keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Mahfud MD Bahas Radikalisme dan Intoleransi dengan Ahli Thoriqoh
Henri mendukung penuh Langkah MUI yang memiliki konsen melawan konten-konten radikalisme di media sosial.
Menurutnya, kelompok-kelompok radikalisme akan membawa Indonesia kepada perpecahan jika tidak segera dicegah dan dilawan.
“Kalau ada konten-konten yang provokatif, negatif, menyebarkan hoaks, menyebarkan kebencian yang ingin membuat negara ini tidak aman, kita harus lakukan tindakan. Caranya dengan melalukan counter narasi dan pemblokiran akun-akun yang tidak bertanggung jawab ini,” kata Henri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua MUI Pusat Bidang Infokom Masduki Baidlowi menambahkan, kebaikan-kebaikan yang mengandung dakwah harus banyak diproduksi dalam konten-konten kreatif.
Sehingga jika tidak, kata Masduki, media sosial akan dipenuhi oleh konten-konten negatif.
Baca juga: KSAD Bicara Penguatan Babinsa untuk Tumpas Radikalisme, Ini Respons BNPT
“Media sosial adalah alat dakwah yang paling mutakhir saat ini. Kita harus berdakwah lewat multiplatform media sosial," kata Masduki.
"Jadi kita semua harus menguasai alat dakwah paling mutakhir ini untuk eksis di sistem informasi saat ini agar bisa melawan konten-konten negatif, terutama yang kerap memperkeruh kerukunan kita sebagai umat beragama," tambah Masduki.