985 Personel Gabungan Lakukan Operasi Penanganan Darurat Pasca Erupsi Gunung Semeru
Para personel melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awan panas guguran Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa warga yang berada di sekitar lereng gunung.
Pasca erupsi yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu lebih dari 900 personel gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko).
Data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Selasa (6/12/2021), jumlah personel gabungan mencapai 985 orang.
Para personel melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak.
Selain personel, sejumlah peralatan diterjunkan untuk membantu proses pencarian warga yang diduga masih hilang, antara lain BNPB menyiagakan 3 unit helikopter dan Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong 2 unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.
Jumlah personel di lapangan diperkirakan lebih banyak lagi untuk membantu tanggap darurat di lapangan, seperti mereka yang bekerja untuk perbaikan infrastruktur dasar listrik, komunikasi atau pun akses jalan.
Misalnya pada sektor infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) Nazib Faizal, S.T., M.Sc. menyampaikan pihaknya mengerahkan personel untuk membantu beberapa langkah penanganan darurat paska erupsi, antara lain pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas baik jalan nasional, provinsi maupun kabupaten, pencarian jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya jembatan Besuk Kobokan.
"Percepatan evakuasi korban dan pembersihan Kawasan," tambah Kepala Pusat Data dan Informasi KemenPUPR Nazib Faizal.
Sementara itu, para personel yang bergerak di lapangan diharapkan untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru.
Posko yang berjarak 23 km dari Gunung Semeru tersebut berada di Kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Jokowi Tiba di Bandara Juanda, Lanjut Bertolak ke Lumajang Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Semeru
Sedangkan pos logistik yang mendukung operasi penanganan darurat terletak di rumah dinas Bupati Lumajang.
BNPB mengimbau semua dukungan sumber daya, baik personel, peralatan atau pun bantuan logistik dikoordinasikan melalui posko yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Hal tersebut bertujuan agar penanganan darurat dapat berjalan secara optimal dan efektif serta menekankan keamanan dan keselamatan responder di lapangan yang melakukan operasi pencarian dan evakuasi.
Hal tersebut disampaikan Basarnas sebagai koordinator pencarian dan pertolongan.
Seperti terpantau Senin (6/12/2021), pukul 08.55 WIB, awan panas guguran kembali terjadi dengan jarak luncur 4 km yang mengarah ke Besuk Kobokan.
"Mudah-mudahan besok cuaca cukup baik dan bersahabat sehingga kita akan lebih mudah untuk menjangkau daerah-daerah yang perlu kita sisir," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Wurjanto, M.Han dalam konferensi pers, Senin (6/12/2021).
Di sisi lain, komandan posko dapat mengevaluasi serta merencanakan operasi secara baik dan tepat melalui rapat koordinasi di tingkat posko yang dihadiri perwakilan lembaga yang bekerja di lapangan.
Perkembangan Dampak Terkini
Berdasarkan data terkini pada Senin (6/12/2021), pukul 20.15 WIB, korban jiwa yang tercatat sementara antara lain luka-luka 56, hilang 22 dan meninggal dunia 22.
Sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa dan warga mengungsi 2.004.
Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang, posko masih melakukan pendatan dan validasi.
Rincian korban meninggal dunia teridentifikasi 14 orang di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 8 orang di Kecamatan Candipuro.
Terkait dengan perkembangan warga mengungsi, sebanyak 2.004 warga berada di 19 titik pengungsian yang tersebar di 3 kecamatan, antara lain Kecamatan Pronojiwo, Candipuro dan Pasirian.
Jumlah penyintas tertinggi berada di Kecamatan Candipuro dengan jumlah 1.136 jiwa, Pasirian 563 dan Pronojiwo 305.
Berikut ini distribusi titik pengungsian warga di tiga kecamatan tersebut:
Kecamatan Candipuro (Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh, Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh dan Kantor Camat Candipuro).
Baca juga: Kementerian ESDM: Masih Ada Potensi Bahaya Awan Panas Guguran dan Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
Kecamatan Pasirian (Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian).
Kecamatan Pronojiwo (SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid di Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng di Desa Oro Ombo, Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2, dan rumah-rumah kerabat di Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus yang terletak di Desa Oro Oro Ombo).
Selain dampak korban jiwa, awan panas guguran Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan di sektor pemukiman, pendidikan maupun sarana dan prasarana.
Posko masih terus melakukan pemutakhiran terhadap dampak kerugian material, dengan data sementara rumah terdampak 2.970 unit, fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan (Jembatan Gladak Perak) putus 1 unit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.