Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gus Yahya Mengenang Sosok Gus Dur: 'Gus Dur Siap Dibakar Kapan Saja Demi Kebenaran yang Dia Yakini'

Padatnya jadwal tak membuat Gus Dur mengeluh. Padahal Gus Dur sudah terserang penyakit stroke.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Gus Yahya Mengenang Sosok Gus Dur: 'Gus Dur Siap Dibakar Kapan Saja Demi Kebenaran yang Dia Yakini'
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ya terlalu banyak yang tidak mungkin saya lupakan tentang Gus Dur ya, terlalu banyak humor-humornya yang sampai sekarang saya hafal.

Yang paling berkesan bagi saya adalah keteguhan Gus Dur sebagai orang yang memperjuangkan keyakinannya dengan kesiapan untuk mengorbankan diri sehabis-habisnya demi perjuangan keyakinan itu.

Gus Dur pernah menjadi Ketum PBNU. Ada tidak visi misi Gus Dur yang mungkin belum terlaksana dan akan diteruskan oleh Gus Yahya jika terpilih jadi Ketum PBNU?

Baca juga: Tak Berobsesi Maju Pilpres 2024, Gus Yahya Cerita Momen Jadi Presiden Dadakan Gantikan Gus Dur

Oh iya karena memang zaman meminta ya, pertama begini kalau apa yang dipikirkan Gus Dur dan apa yang belum dilaksanakan, dulu pada akhir tahun 80an itu Gus Dur pernah menginisiasi berupa program penyediaan akses kepada lembaga keuangan yang sampai ke grassroot.

Dulu ada gagasan tentang BPRNUSUMA itu didesain kerja sama antara NU dan Bank Suma, tapi kemudian karena banyak alasan saya tahu upaya ini gagal atau kandas. Masih ada satu dua bank yang masih hidup ya tapi kandas.

Tapi saya menangkap apa yang dilakukan Gus Dur itu dua hal penting.

Pertama, mengaktifkan jaringan kepengurusan NU sampai ke tingkat paling bawah yaitu dari tingkat kecamatan dan desa, karena kalau dibuatkan lembaga keuangan di sana, ini pasti bisa langsing enggage dengan masyarakat lapisan bawah.

Berita Rekomendasi

Yang kedua, memanfaatkan jaringan kepengurusan NU yang tersebar di seluruh Indonesia ini sebagai outlet untuk menggulirkan agenda-agenda, dua hal ini yang menjadi inti dari gagasan Gus Dur di dalam eksperimen yang pada waktu itu sayangnya belum berhasil.

Soal pengurusan, jelas kita ya saya ini sudah tua, tapi kalo dibanding dengan kiai-kiai yang lebih tua, termasuk muda lah. Termasuk muda. Dan saya itu memang sudah sejak lama berpikir tentang jajaran kader-kader muda ini.

Mulai 2010-2011 itu saya bersama Nusron Wahid, Ketua Umum Ansor pada waktu itu, kami mendesain satu strategi untuk mentransformasikan Ansor ini menjadi organisasi yang lebih coherent dan lebih solid dan alhamdullilah setelah 11 tahun kita lihat hasilnya sekarang, ada hasil bahwa strategi ini memang valid.

Nah, itu saya harus bekerja dengan jajaran kader-kader muda NU di Ansor dan ke depan ini saya kira IPNU, IPPNU misalnya dan jajaran yang lebih muda lagi juga harus dikelola di dalam jajaran PBNU akan datang, dua hal yang saya pikirkan memang. (Tribunnetwork/Vincentius Jyestha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas