Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS Dorong Kolaborasi MPR, BPIP dan BNPT dalam Sosialisasi Empat Pilar 

Anggota MPR RI dari Fraksi PKS Muhammad Nasir Djamil berpandangan, gerakan terorisme itu ada dan terus ada sebagai sebuah pemahaman. 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in PKS Dorong Kolaborasi MPR, BPIP dan BNPT dalam Sosialisasi Empat Pilar 
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Nasir Djamil. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota MPR RI dari Fraksi PKS Muhammad Nasir Djamil berpandangan, gerakan terorisme itu ada dan terus ada sebagai sebuah pemahaman. 

Sebab dalam konteks Islam modern maupun Islam tradisional gerakan terorisme adalah Islam sempalan yang sesungguhnya hanya sedikit. 

Sehingga, menurutnya, terorisme ini memang harus dilihat dalam konteks politik, kemudian juga bagaimana peran media, kemiskinan dan keamanan internasional. 

Sebagian orang berpendapat terorisme itu secara umum hadir ketika adanya tekanan politik oleh rezim yang berkuasa, adaya ketidakadilan dan jurang pemisah yang begitu lebar antara si kaya dan si miskin. 

"Jadi bisa jadi terorisme itu adalah sebuah gerakan orang lemah melawan ketidakadilan, oleh karena itu sebagian orang bahkan juga barangkali pengikutnya mereka dianggap pahlawan oleh pengikutnya," kata Nasir dalam Diskusi 4 Pilar MPR yang bertajuk 'Vaksinasi Empat Pilar Lawan Transformasi Kelompok Terorisme” di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/12/2021).

Baca juga: Politikus PKS Setuju Koalisi Capres Dibuat Sejak Dini: Cegah Beli Kucing Dalam Karung

"Jadi bagi pengikutnya mereka dianggap pahlawan, karena kita bicara akademis, ilmiyah, karena itu memang saya lihat bahwa memang harus dilihat dalam konteks dalam dalam kacamata psiko politik apakah memang ada sifat-sifat khusus seorang teroris itu, apakah ada karakter khusus orang seseorang yang disebut dengan teroris itu, lalu bagaimana peran media," imbuhnya. 

BERITA REKOMENDASI

Mantan anggota Pansus RUU Anti-Terorisme ini berpandangan, peran media tidak bisa diabaikan, untuk memberikan informasi dan kepada masyarakat terkait bagaimana sel-sel terorisme itu hidup. 

Sehingga, kalau sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini efektif akan bisa menangkal penyebaran, pemikiran atau cara berpikir radikalisme yang menjurus kepada arah-arah terorisme. 

Namun, anggota Komisi III DPR ini menyayangkan bahwa sosialisasi Empat Pilar itu belum begitu profesional dan belum terintegrasi dengan lembaga negara lainnya yang juga bertugas untuk melakukan deradikalisasi. 

"Misalnya dengan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), belum terintegrasi dengan misalnya BNPT (Badan Nasional penanggulangan Terorisme), dalam beberapa kali rapat di komisi III, saya sudah mengajak, mengajak untuk kita bersama-sama, kita punya program yang namanya sosialisasi Empat Pilar, mari kita sama-sama di tengah masyarakat," ucapnya. 

Karena, Nasir menjelaskan, BNPT tidak memiliki aparatur yang cukup, hanya Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang tidak begitu banyak jumlahnya.

Baca juga: BNPT: Deradikalisasi Terhadap Zain An Najah Cs Otomatis Telah Dilakukan


Padahal, dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme No. 5/2018 itu diharapkan BNPT itu bisa menjadi suatu organisasi yang mengkoordinasi semuanya. 

"Jadi narasi-narasi itu dilakukan oleh BNPT, ketika terjadi penangkapan penangkapan maka BNPT punya juru bicara itu harapan saya waktu itu sebenarnya, karena saya ikut dalam pansus dan panja," ujar Nasir. 

Nasir melihat, sebenarnya sosialisasi Empat Pilar MPR RI itu sangat strategis kalau dilakukan secara baik dan benar. 

Dia pun pernah mengusulkan pada pimpinan MPR untuk membuat modul sosialisasi dam pelatihan untuk semua level pendidikan. Karena kini sudah tidak ada lagi pembelajaran P4 atau PMP. 

"Oleh karena itu memang harus berkolaborasi antara BPIP, MPR RI dengan sosialisasi empat pilar, BNPT, ini kalau saya katakan trisula, trisula maut ini sebenarnya untuk bisa mencegah mencegah dan menanggulangi ya terorisme di Indonesia, walaupun sebenarnya kalau kita bicara lebih luas lagi kita akan lebih luas, maka saya katakan tadi mari kita lihat dalam perspektif politik, kemudian peran media, kemudian juga kemiskinan dan internasional dalam konteks keamanan itu sendiri," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas