WAWANCARA EKSKLUSIF YAHYA CHOLIL STAQUF: Kalau Saya Menjadi Ketua Umum PBNU
Gus Yahya memang mengakui dirinya menawarkan agar dapat menjadi orang nomor satu di PBNU.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan tetap diselenggarakan di Provinsi Lampung, pada 23-25 Desember 2021.
Beberapa nama disebut-sebut menjadi kandidat kuat untuk menduduki posisi Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU).
Salah satunya adalah Yahya Cholil Staquf.
Gus Yahya, begitu ia disapa, saat ini diketahui menjabat sebagai Katib Aam PBNU.
Kepada Tribunnews.com, Gus Yahya memang mengakui dirinya menawarkan agar dapat menjadi orang nomor satu di PBNU.
Keinginannya itu tak lepas karena dia ingin merubah konstruksi organisasi NU agar menjadi organisasi yang lebih optimal.
"Saya memang menawarkan diri untuk dipilih sebagai Ketum dalam Muktamar nanti."
"Karena saya melihat ada sejumlah hal penting yang harus dilakukan NU segera yaitu yang tema besarnya adalah transformasi konstruksi organisasi NU supaya NU ini bisa lebih optimal di dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya," ujar Gus Yahya, ketika wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Domu Ambarita, Sabtu (4/12).
Tak main-main, Gus Yahya bahkan sampai berkeliling pelosok Indonesia ke cabang-cabang NU di daerah. Dari sekitar 540-an cabang, dia telah mengunjungi 400-an cabang diantaranya sejak September lalu.
Kakak kandung dari Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas itu juga meyakini dirinya bakal terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.
Namun andaikata tidak terpilih pun, Gus Yahya mengaku sudah memberikan sebuah prestasi dengan bertandang ke cabang-cabang pengurus NU di daerah.
"Yakin ya yakin, InsyaAllah. Tapi pertama ya soal begini ini kan kehendak Allah, itu yang pertama. Tapi lebih lebih dari semua itu buat saya ini terpilih atau tidak terpilih sudah ada prestasi," katanya.
"Karena saya sekarang, saya berani katakan saya berhasil mentransformasikan cara pandang cabang-cabang dan wilayah ini tentang jabatan ketum," imbuhnya.
Gus Yahya juga menepis isu pencapresan pada 2024.