Sejarah Singkat Peringatan Hari Sejarah Nasional 14 Desember
Hari Sejarah Nasional diperingati setiap tanggal 14 Desember, berikut sejarah dan penjelasan singkat mengenai peringatan Hari Sejarah Nasional.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Hari Sejarah Nasional diperingati setiap tanggal 14 Desember.
Hari Sejarah Nasional ini diperingati sebagai upaya menghidupkan kembali semangat kebangkitan historiografi Indonesia.
Sesuai dengan dokumen Maklumat Hari Sejarah Tahun 2014 yang digagas oleh berbagai kalangan masyarakat yang melibatkan asosiasi profesi, komunitas pecinta sejarah, guru, dosen dan mahasiswa sejarah, Hari Sejarah diusulkan diadakan setiap tanggal 14 Desember.
Dikutip dari kemendikbud.go.id, penetapan Hari Sejarah Nasional 14 Desember ini merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional tahun 1957 di Yogyakarta.
Baca juga: Twibbon Hari Juang Kartika TNI AD 15 Desember 2021 Lengkap dengan Cara Membuatnya
Hari Sejarah Nasional
Bermula dari adanya agenda penting yaitu Kongres Sejarah Nasional I di Yogyakarta pada tahun 1957, saat itu seminar tersebut sedang membahas mengenai Pendidikan Sejarawan.
Mengutip dari laman muskitnas.net, setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, masalah sejarah nasional mendapat perhatian yang besar, terutama untuk kepentingan pembelajaran di sekolah, serta sarana pewarisan nilai-nilai perjuangan dan jati diri bangsa Indonesia.
Hal ini ditandai dengan beberapa peristiwa antara lain:
1. Munculnya gerakan Indonesianisasi dalam berbagai bidang sehingga istilah istilah asing khususnya istilah Belanda mulai diindonesiakan.
Selain itu, sebagian buku-buku berbahasa Belanda sebagian mulai diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Penulisan sejarah Indonesia yang berdasarkan pada kepentingan dan kebutuhan bangsa dan negara Indonesia dengan sudut pandang nasional.
Baca juga: Jasa Besar Mochtar Kusumaatmadja Ubah Sejarah Laut Dunia
2. Orang-orang dan bangsa Indonesia-lah yang menjadi subjek/pembuat sejarah, mereka tidak lagi hanya sebagai objek seperti pada historiografi kolonial.
Jika awalnya tokoh Belanda sebagai pahlawan sementara orang pribumi sebagai penjahat, maka dengan adanya Indonesianisasi maka kedudukannya terbalik, dimana orang Indonesia sebagai pahlawan dan orang Belanda sebagai penjahat namun dengan alur ceritanya tetap sama.
Terdapat corak penulisan sejarah baru yang mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala aktivitasnya, baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya dari sudut pandang bangsa Indonesia.
Baca juga: Sejarah Hari Infanteri 15 Desember, Berawal dari Pertempuran Ambarawa