Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru Besar UIN Jakarta: Gus Yahya Mampu Tawarkan Konsep Perdamaian Model NU di Dunia Internasional

Gagasan perdamaian itu diwujudkan melalui konsensus Islam ‘Rahmatan Lil Alamin’ untuk menciptakan tatanan dunia yang penuh dengan kedamaian.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Guru Besar UIN Jakarta: Gus Yahya Mampu Tawarkan Konsep Perdamaian Model NU di Dunia Internasional
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

“Saya merasa bahwa ini adalah melanjutkan perjuangan Gus Dur dulu di Israel, Amerika dan lain-lain mengkampanyekan perdamaian dunia. Saya kira di NU ini yang diharapkan adalah ketokohan Yahya Staquf sebagai tokoh muslim Indonesia yang memiliki kapasitas dan dapat berperan dalam perdamaian dunia,” ucapnya.

Sebelumnya, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menawarkan strategi perdamaian global model NU pada acara International Conference On Islam and Human Rights (ICIHR).

Menurutnya, konsensus Islam melalui spirit Islam Rahmatan Lil Alamin yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan kuat serta universal, sehingga efektif dan kontributif dalam penciptaan perdamaian dunia.

"Dunia bisa memilih gagasan Rahmatan Lil Alamin ini. Jika jalan ini menjadi konsensus sosial dan aspirasi fundamental dari seluruh masyarakat, maka ini bisa menjadi penentu setiap pemerintah atau negara dalam pergaulan di internasional,” kata Gus Yahya yang dikutip dari pernyataannya dalam acara International Conference On Islam and Human Rights (ICIHR) 2021 di kanal Youtube Kementerian Agama, Kamis (16/12/2021).

Gus Yahya menuturkan sebelum mewujudkan kedamaian secara global, perlu usaha untuk mengidentifikasi terlebih dahulu nilai-nilai dasar yang menjadi kesepakatan bersama.

“Kesamaan tujuan kolektif itu hanya bisa terbentuk jika setiap orang memiliki kesadaran untuk saling menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sifat hak asasi ini sangat lah global. Sehingga bisa menembus berbagai latar belakang, kewilayahan hingga kepentingan," katanya.

Gus yahya yang juga Dzuriyah kiai besar, yakni cucu KH Bisri Mustofa dan putra KH Cholil Bisri ini menyampaikan melalui NU, ia tak henti mengampanyekan nilai-nilai hak asasi manusia yang sangat universal itu baik di level masyarakat bawah hingga dunia internasional.

Berita Rekomendasi

"Model perdamaian Islam Rahmatan Lil Alamin yang diusung NU terbukti sangat relevan untuk membangun konsensus sosial di berbagai wilayah. Saya selalu berupaya mengajak atau memperkuat gerakan perdamaian di tingkat akar rumput hingga membentuk konsensus sosial. Saya yakin itu bisa karena semua orang mau hidup dalam perdamaian,” ulas Gus Yahya yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Gus yahya yang juga calon Ketua Umum PBNU itu menjelaskan, NU memiliki komitmen besar untuk membangun perdamaian lewat gerakan Islam ‘washatiyah’ atau moderat dalam kerangka menuju peradaban dunia yang lebih baik dan bermartabat.

Selain itu, Gus Yahya menyampaikan dunia harus membangun konsensus atas nilai-nilai yang perlu disepakati bersama agar semua pihak yang berbeda-beda pandangan dapat hidup rukun dan damai berdampingan.

“Dengan pendekatan ini maka adanya perbedaan-perbedaan keyakinan mengenai nilai-nilai yang tersisa harus disikapi dengan toleran," pungkas Gus Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas