Varian Omicron Masuk Indonesia, Epidemiolog Ingatkan Penularannya Jauh Lebih Cepat dari Varian Delta
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, semua varian Covid-19 mempunyai gejala yang sama.
Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan temuan satu kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Kasus tersebut didapatkan dari pemeriksaan mendalam pada hasil sampel petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Jakarta, yang sebelumnya dinyatakan positif.
Ia juga menyatakan terdapat kasus probable, yakni kemungkinan kasus Omicron pada lima orang di Wisma Atlet.
Dua orang di antaranya adalah WNI, dan tiga yang lainnya WNA.
Semua orang dengan kasus probable ini sudah dikarantina secara ketat.
Baca juga: Waspadai Varian Omicron, Kapolri Minta Vaksinasi Dipercepat dan Protokol Kesehatan Dipatuhi
Baca juga: Kasus Pertama Omicron Terdeteksi di RI, Wapres Minta Pemda Segera Antisipasi
Lantas, bagaimana tingkat keparahan dari varian Omicron?
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, semua varian Covid-19 mempunyai gejala yang sama.
Menurut Budiman, sebagian besar pasien Covid-19 mengalami gejala ringan dan sedang.
"Kalau yang harus dipahami, apapun variannya, gejala ini sama."
"(Gejala) 80 persen ringan-sedang, mau itu Alpha, Beta, Delta sampai Omicron saat ini," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (16/12/2021).
"Artinya ada 20 persen orang ke rumah sakit, yaitu orang yang bukan hanya semuanya harus komorbid, bisa saja biasa-biasa saja," jelas dia.
Budiman lalu mengingatkan, varian Omicron lebih cepat menular daripada varian Delta.
Meski Indonesia sudah pernah mengalami dampak varian Delta, masyarakat harus tetap waspada.
"Namun, yang membuat kita sangat hati-hati, Omicron ini dalam kecepatan penularannya jauh lebih cepat dari Delta," ungkapnya.