Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SIAGA, Status Gunung Semeru Naik Jadi Level 3, Berikut Penjelasan Badan Geologi

Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Semeru dinaikkan dari level waspada (2), menjadi level siaga (3)

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in SIAGA, Status Gunung Semeru Naik Jadi Level 3, Berikut Penjelasan Badan Geologi
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (11/12/2021) malam. Satu pekan pascaerupsi, lava pijar masih terlihat di puncak Gunung Semeru. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Semeru dinaikkan dari level waspada atau level dua, menjadi level siaga atau level tiga.

Terhitung mulai tanggal 16 Desember 2021 Pukul 23.00 WIB.

Ini dilakukan karena adanya peningkatan aktivitas awan panas di Gunung Semeru.

"Mengenai indikasi yang muncul pada pengamatan visual dan pengamatan seismograf yang menunjukkan adanya aktivitas awan panas di Gunung Semeru, yang menunjukkan adanya peningkatan."

"Kemudian terjadinya gempa yang didominasi oleh gempa letusan, hembusan, guguran dan jumlah gempa guguran yang meningkat dalam waktu tiga hari terakhir ini."

"Mengingat kegiatan Gunung Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava, maka Badan Geologi  menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Semeru dinaikkan dari level waspada atau level dua, menjadi level siaga atau level tiga," kata Ediar Usman dikutip dari Kompas Tv, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Status Gunung Semeru Naik Jadi Level 3 atau Siaga, Ini Peta Kawasan yang Rawan Terkena Bencana

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menjelaskan bahwa gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir.

Berita Rekomendasi

Meski secara visual tidak teramati, karena gunung Api Semeru tertutup kabut.

Andiani menyebut, telah terjadi beberapa kali luncuran awan panas Gunung Semeru.

"Pada hari ini Kamis 16 Desember 2021, terjadi luncuran awan panas pada Pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam dengan seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dengan durasi 912 detik."

"Terjadi awan panas luncuran pad 9.30 WIB yang terekam dengan seismograf dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi 395 detik. Namun secara visual tidak teramati karena gunung Api Semeru tertutup kabut."

"Terjadi luncuran awan panas pada Pukul 15.20 WIB sejau"T 4,5 kilometer dari puncak yang teramati seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik," kata Andiani.


Selain itu, kata Andiani, terjadi pula peningkatan gempa yang didominasi oleh gempa letusan hembusan dan guguran dalam tiga hari terakhir.

Baca juga: UPDATE 4 Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga Level 3: Ili Lewotolok, Semeru, Merapi, Sinabung

"Gempaan didominasi oleh gempa letusan, hembusan dan guguran dengan jumlah gempa guguran yang meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak 1 Desember 2021," sambung Andiani.

Masyarakat Diminta Waspada

Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Semeru, Andiani meminta masyarakat maupun wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apapun, khusunya di Dusun Kobokan.

Termasuk tidak beraktifitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak Gunung Semeru, karena rawan bahaya lontaran batu pijar.

Mengutip Tribunnews.com, Jumat (17/12/2021), Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengeluarkan imbauan sebagai berikut.

1. Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

2. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

3. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)

Baca juga: Anjing Milik Warga Bantu Temukan 3 Korban Meninggal Erupsi Gunung Semeru: 12 Hari di Zona Hitam

4. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Kembali Erupsi

Mengutip Surya.co.id, Gunung Semeru pada Kamis (16/12/2021) pagi sekira pukul 09.00 kembali menunjukkan aktivitasnya.

Sejumlah warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro pun panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Semua anggota Tim SAR yang saat itu sedang melakukan pencarian korban, akhirnya ikut berhenti melakukan penyisiran.

Mereka menjauh dari lokasi untuk mencari lokasi aman.

Baca juga: Kompas Gramedia Peduli Anak-anak dan Pelajar Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Anggota Kodim 0822/Bondowowo, Juwiyanto mengatakan, dari lereng Gunung Semeru dia melihat kepulan asap tebal meluncur ke sungai.

Sesaat kemudian muncul percikan api.

"Kayak bom meledak semua saya suruh lari," kata Juwiyanto.

warga dan semua petugas gabungan yang menangani bencana berlari mengamankan diri.

(Tribunnews.com/Arif Tio Buqi Abdulah)(Surya.co.id/Tony Hermawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas