Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Kasus Omicron Baru Kembali Ditemukan: Riwayat Perjalanan dari AS dan Inggris

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mendeteksi dua pasien konfirmasi Covid-19 varian Omicron.

Editor: Srihandriatmo Malau

"Jadi saya tegaskan kembali agar tidak berpergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” tegasnya.

Pemerintah memprediksi arus balik warga negara Indonesia yang saat ini sudah berada di luar negeri atau yang akan berpergian ke luar negeri dalam seminggu kedepan ini akan mencapai puncaknya di minggu pertama dan kedua Januari seiring dengan berakhirnya liburan Natal dan Tahun Baru.

Tetap Waspada

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih memaparkan terkait beberapa fakta mengenai varian baru Covid-19, Omicron yang telah ditemukan di Tanah Air. 

Satu di antaranya adalah di lapangan, kasus varian Omicron memang tidak ditemukan gejala berat. Tapi kecepatan penularannya perlu diwaspadai. 

"Awalnya memang berita simpang siur. Tapi sudah dikonfirmasi parah ahli, gejala dari varian Omicron memang tidak lebih berat, malah lebih ringan. Namun kecepatan penularan bisa lima kali cepat," ungkapnya pada siaran Radio MNC Trijaya, Sabtu (18/12/2021).

Selanjutnya, walau gejala cenderung ringan, pada sebagian orang dapat berakibat fatal saat terinfeksi. Misalnya pada penderita yang orang memiliki penyakit tertentu.

Berita Rekomendasi

"Daya tahan tubuh menurun, HIV kronis dan betul lemah memang berakibat terjdi perburukan. Itu yang dilaporkan baik WHO dan Afrika Selatan," tambahnya lagi. 

Masyarakat memang dianjurkan untuk tidak boleh panik. Akan tetapi kata Daeng harus diperhitungkan penularan yang begitu cepat. Ini akan akan berpotensi meningkatkan angka kesakitan.

"Meskipun dengan gejala ringan, dalam satu tempo tertentu akan banyak. Kalau sampai transmisi lokal. Sehingga penyediaan pelayanan, obat, harus dilakukan," tambahnya lagi. 

Terutama untuk lokasi isolasi dan karantina. Diprediksi jauh lebih banyak masyarakat yang bergejala ringan. Sehingga strateginya adalah membentuk shelter isolasi mandiri.

Selanjutnya testing diutamakan pada tempat karantina harus cepat dan masif dilakukan. Kalau penyebaran sudah melewati tempat karantina, testing dan treasing pada komunitas masyarkat harus dilakukan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas