Era Disrupsi, Wakil Ketua MPR Ingatkan Generasi Muda Cepat Beradaptasi dan Melek Digital
Era disrupsi yang terjadi inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Era disrupsi yang terjadi inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru.
Akibatnya, pemain yang masih menggunakan cara dan sistem lama akan kalah bersaing.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, dunia baru saat ini menyebabkan perubahan drastis di semua lini kehidupan, teknologi, budaya, ekonomi, industri bahkan pendidikan.
Hal itu disampaikan Gus Jazil saat menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda ke-XXVI Program Pascasarjana, Sarjana dan Diploma serta Dies Natalis ke-XXXIV STIE Kusuma Negara, Yayasan Masjid Panglima Besar Soedirman di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Senin (20/12/2021).
”Kita tidak membayangkan dulu kita semua menonton televisi, sekarang mulai jarang, berganti menonton YouTube dan berbagai platform digital lain. Dulu belanja ke mal, sekarang lewat tombol digital saja barang sudah sampai rumah. Hari ini di platform medsos, klik semua kelihatan,” ujar Gus Jazil.
Gus Jazil mengatakan, percepatan perubahan di era distrupsi ini menjadi tantangan bagi para sarjana. Sebab, ilmu yang diperoleh di kampus saat ini, bisa jadi pada lima tahun yang akan datang, sudah tidak terpakai lagi, berganti dengan perubahan yang baru.
Baca juga: Muhadjir Effendy : Pemimpin di Era Disrupsi Dituntut Berpikir Luwes dan Adaktif
”Karena itu, yang diperlukan selain kemampuan, juga kecepatan beradaptasi dengan keadaaan. Dulu mencari informasi lewat koran, hari ini, koran, majalah mulai tergantikan oleh online,” urainya.
Menurutnya, kata kunci untuk menghadapi setiap era, baik era sebelumnya, hari ini, dan yang akan datang adalah sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan.
”Kalau mau sukses, kata kuncinya harus menjadi manusia yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkan sesuai kontek zamannya,” paparnya.
Di era saat ini, mahasiswa harus memacu diri untuk memiliki kualitas yang dibutuhkan, inovatif dan kreativitas dan kecepatan.
”Dulu ada Nokia jaya, kemudian runtuh, runtuh karena kalah beradaptasi dalam melakukan kreativitas dan inovasi. Kalau Anda anggap hari ini keberhasilan dan terakhir menuntut ilmu, bisa jadi ilmu hari ini tidak lagi kompatibel dengan hari yang akan datang,” tutur Gus Jazil kepada para wisudawan.
Disisi lain, Gus Jazil juga mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa internasional sebagai alat untuk berkomunikasi dengan dunia global. Generasi muda juga dituntut untuk melek digital.
”Teknologi harus terus di-update karena tiap hari berubah pola dan caranya. Itu harus Anda miliki. Termasuk di dunia yang Anda hadapi di industri dan ekonomi. Bangsa ini harus terus memacu sains dan teknokogi sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain,” urainya.
Baca juga: Gus Halim Siapkan Platform Digital Billingual untuk Promosikan Desa Wisata
Kendati begitu, Gus Jazil juga berpesan kepada para lulusan STIE Kusuma Negara agar tetap menjaga nilai-nilai budaya, jati diri dan keimanan.
”Di era distrupsi saat ini, jangan sampai kita mencerabut akar-akar budaya kita. Saya senang hari ini kita tetap menghidupkan nilai-nilai yang dibangun Panglima Besar Jenderal Soedirman yang terus menjaga nilai moralitas dan keimanan,” katanya.
Gus Jazil juga berharap para wisudawan yang telah menyandang titel akademik agar mampu memberikan manfaat ke masyarakat sekitar, keluarga, bangsa dan negara.
”Sebab hari ini sering kali di era ini Anda dinilai terhormat, sukses semata-mata karena materi. Tidak, sama sekali tidak. Kesuskesan seseorang tidak hanya diukur dengan sukses materi, tapi bagaimana bisa bermanfaat untuk orang lain,” tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.