Aturan Khusus Nataru 2022, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Wajib PCR sebelum Naik Kereta Api
Kahumas KAI DAOP 1 Jakarta, Eva Chairunisa sebut ada persyaratan PCR bagi calon penumpang kereta api untuk anak usia di bawah 12 tahun jelang Nataru
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
Bahkan, Pangdam Jaya Mayjen Mulyo Aji menyebut jumlah kedatangan para penumpang dari luar negeri mencapai 4.000 orang per hari.
"Sehingga kita perlu penambahan (pos screening) di beberapa titik."
"Memang kita persiapannya sudah cepat, namun demikian yang di bandara ini jumlahnya banyak."
"Bahkan sekarang ini kita evaluasi ulang bagaimana acara mempercepat proses (screeningnya) karena kemarin jumlah (penumpang) 4.000 orang, dan ini tadi datang sebanyak 3.700 an orang."
Baca juga: Jangan Panik, Segera Lakukan Ini Jika Anak Bergejala KIPI Setelah Vaksinasi Covid-19
"Sehingga proses (untuk screeningnya) tidak sesederhana itu, karena mereka harus mengisi formulir, harus mengisi data perjalanan dan itu yang mungkin (membuat antrean) panjang," kata Mayjen Mulyo Aji dikutip dari Kompas Tv, Selasa (21/12/2021).
Menkes Minta Masyarakat Waspada
Menkes Budi tetap mewanti-wanti para pelaku perjalanan luar negeri untuk benar-benar menerapkan kewajiban karantina sesuai kebijakan pemerintah.
Pasalnya, dikatakan Budi, dalam minggu ini pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia meningkat.
Baca juga: Uni Eropa Beri Lampu Hijau Penggunaan Vaksin Covid-19 Novavax, Punya Efikasi 90%
Khususnya dari perjalanan laut dan darat yang cukup sulit untuk dikontrol.
"Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi. Kita sudah amati semua kita tes PCR dan genome sequencing."
"(Dan) ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk darat jumlah positivity ratenya lebih tinggi jika dibandingkan pintu masuk udara."
"Oleh karena itu kami dengan bantuan TNI Polri dan Kemendagri akan memperkuat proses screeningnya dan juga karantina di pintu masuk pintu masuk laut dan darat," kata Menkes Budi dalam konpers Evaluasi PPKM dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/12/2021).
Ini dilakukan sebagai antisipasi, karena pada Minggu ini, kasus Omicron dunia meningkat.
"Dibandingkan dua Minggu lalu, ada 7.900 kasus Omicron di dunia naik menjadi 62.342 (seminggu setelahnya), jadi kenaikan lebih kali 8 kali lipat."
Baca juga: Luhut Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Rendah setelah Ditemukan Kasus Omicron