NEWS HIGHLIGHT: Bupati Kuansing Tersangka KPK Berusaha Kabur Pakai Pelat Nomor Palsu
Bupati nonaktif Kuantan Singingi (Kuansing) Andi Putra (AP) ternyata berusaha kabur saat akan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati nonaktif Kuantan Singingi (Kuansing) Andi Putra (AP) ternyata berusaha kabur saat akan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal itu terungkap saat tim Biro Hukum KPK menanggapi gugatan praperadilan yang diajukan oleh Andi Putra di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (21/12/2021).
Tersangka kasus dugaan suap terkait perpanjangan izin hak guna usaha (HGU) sawit di Kabupaten Kuansing, Riau itu disebut berusaha melarikan diri dengan cara sengaja mengganti pelat nomor kendaraannya menggunakan pelat nomor palsu.
"KPK menegaskan penangkapan tersangka AP oleh tim KPK sebagai tangkap tangan dan salah satu upaya paksa karena diduga tersangka AP berusaha melarikan diri."
"Di mana dengan sengaja mengganti nomor pelat kendaraannya dengan nomor pelat palsu ketika tersangka SDR [Sudarso] sudah terlebih dulu diamankan oleh tim KPK," ujar Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu (22/12/2021).
Tak hanya itu, Andi Putra juga mengetahui diikuti tim KPK.
Bahkan, Andi Putra sengaja menonaktifkan handphone dan untuk berkomunikasi hanya melalui ajudannya.
"Serta dugaan adanya pembelian handphone baru berupa Iphone XR 64 untuk menghilangkan jejak," ungkap Ali.
Atas dasar itu, KPK meyakini membantah dalil gugatan praperadilan yang mengklaim penyidikannya tidak sah.
Karena tidak tertangkap tangan oleh KPK, tidak melarikan diri dan atau menghilangkan barang bukti.
Sidang gugatan praperadilan yang diajukan Andi Putra dilanjutkan pada Rabu (22/12/2021) hari ini dengan agenda pembuktian.
"KPK optimistis permohonan praperadilan dimaksud akan ditolak hakim dan proses penyidikan maupun penahanan tersangka AP telah sah sesuai dengan hukum acara pidana yang berlaku," kata Ali.
Diketahui, Andi Putra mengajukan praperadilan atas langkah KPK yang menangkap dan menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan suap pengurusan perpanjangan izin HGU perkebunan sawit.
Andi menyatakan penyidikan yang dilakukan KPK tidak berdasar hukum.