Penangkapan Terduga Teroris Bentuk Profesionalitas Densus 88 Melumpuhkan Jaringan Sebelum Aksi Teror
Penangkapan para terduga terorissebagai bentuk keseriusan dan profesionalitas Densus 88 dalam melakukan preemptive strike.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah menangkap sejumlah terduga teroris di berbagai lokasi dalam beberapa waktu terakhir. Diketahui, tangkapan Densus 88 pada bulan Desember 2021 saja mencapai 36 orang.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh melihat penangkapan para terduga teroris ini sebagai bentuk keseriusan dan profesionalitas Densus 88 dalam melakukan preemptive strike yang berarti melumpuhkan jaringan sebelum terjadinya aksi teror.
Aksi serentak di beberapa wilayah bahkan kota yang sebelumnya belum pernah terjadi, kata Pangeran, memberi petunjuk bahwa jaringan terorisme telah tercovered dengan baik oleh Densus 88.
"Artinya pemetaan jaringan dan pola perekrutan personel terorisme telah terdeteksi secara prima oleh Densus 88, sehingga potensi aksi terorisme tidak terjadi. Ini poin utama dari prestasi Densus 88 yang mesti kita hargai dan apresiasi," ucap Pangeran, kepada Tribunnetwork, Kamis (23/12/2021).
Namun, dia mengharapkan aksi penangkapan para terduga teroris ini tidak dikaitkan seolah ada eskalasi berbahaya menjelang peringatan hari keagamaan tertentu.
Baca juga: Demokrat Tagih BNPT Soal Pemetaan Wilayah Rawan Terorisme
Politikus PAN itu menyatakan kekhawatiran tersebut wajar saja menjadi catatan khusus bagi Densus 88 untuk menjawabnya, walaupun Pangeran sendiri menilai aksi penangkapan para terduga terorisme ini memang kebetulan saja di saat menjelang hari Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, Pangeran menilai Densus 88 seharusnya telah menetapkan Penguatan aspek pembinaan yang dibarengi pelepasan bagi terduga teroris yang tidak memenuhi kriteria ancaman sebagai prioritas utama.
"Karena itu juga, perlu dilibatkan secara intens tenaga dai dan tenaga intelektual dalam upaya pembinaan, tidak saja terhadap terduga teroris, tetapi juga di kantong-kantong khusus yang rawan terhadap penyusupan doktrin terorisme ini," katanya.
Lebih lanjut, Pangeran menyoroti penangkapan dua orang terduga teroris di Kalimantan Selatan yang disebutkan sebagai anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dia meminta Densus 88 mengusut tuntas sampai ke akarnya, karena Kalimantan Selatan adalah wilayah dengan pemahaman spiritualitas keagamaan Islam yang kuat dan lembut.
"Karena itu, boleh jadi dua orang yang ditangkap hanya kebetulan tengah transit di wilayah Kalsel saja. Tetapi, jikapun benar warga Kalsel, maka tidak tertutup kemungkinan hanya sebatas pergaulan yang tidak mereka ketahui jika masuk dalam JAD itu," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.