PPP DKI Sindir Giring Ganesha: Mantan Vokalis, Wajar Suka 'Nyanyi'
Sekretaris Wilayah DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Najmi Mumtaza Rabbany menilai wajar Giring suka 'nyanyi' karena mantan vokalis.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menyinggung sosok yang punya rekam jejak SARA dan menghalalkan berbagai cara demi menang Pilkada, tapi bermimpi ingin menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pemilu mendatang.
Ia menilai sosok yang menggunakan isu SARA serta politisasi agama tak layak jadi pemimpin. Bahkan Indonesia disebut bakal bernasib suram jika dipimpin oleh sosok tak becus kerja, yang bahkan pernah dipecat oleh Jokowi.
Hal itu disampaikan Giring saat sambutan acara puncak peringatan HUT Ke-7 PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (22/12/2021) kemarin.
Menanggapi ini, Sekretaris Wilayah DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Najmi Mumtaza Rabbany menilai wajar Giring suka 'nyanyi' karena mantan vokalis band.
Baca juga: Soal PSI Bakal Buat Gaduh Senayan: PDIP Akan Tunggu, Pengamat Nilai Tabiat Partai Sama Saja
Tapi yang perlu diingat kata dia, parpol yang punya cap anak muda mestinya mengedepankan adu program, bukan adu domba.
"Bang Giring itukan mantan vokalis, wajar kalau suka nyanyi. Dan harus diingat, anak muda sukanya adu program bukan adu domba," kata Gus Najmi dalam keterangannya, Kamis (24/12/2021).
Politikus partai berlambang Ka’bah ini menganggap pernyataan Giring punya tendensi ujaran SARA. Bahkan pidatonya bernuansa provokatif.
Ia menyesalkan seorang ketum parpol justru tak menampilkan kematangan berpolitik karena melontarkan isu provokatif dan asumtif.
"Dengan pidato yang seperti itu, sulit untuk kita percaya bahwa partai tersebut dapat memberi pelajaran politik untuk kaum muda," ujarnya.
Baca juga: Seknas Jokowi Tak akan Buru-buru Beri Dukungan kepada Sosok yang Maju dalam Pilpres 2024
Gus Najmi menyebut pernyataan Giring merupakan bentuk gagasan pluralis represif yang justru mengancam persatuan dan kerukunan masyarakat di Indonesia.
Padahal, masyarakat punya preferensi politik masing-masing. Sehingga semestinya pernyataan tersebut tak dikemukakan.
"Alih-alih membela keberagaman, ucapan Bang Giring justru mengancam persatuan dan kerukunan masyarakat. Masyarakat punya preferensi politik dan perilaku memilihnya sendiri. Jangan sampai ke depan Bang Giring dan teman-teman justru mengemukakan pernyataan-pernyataan politik yang terkesan anti-Islam," pungkas dia.