Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa yang Bakal Jadi Ketua Umum PBNU? Gus Yahya atau KH Said Aqil? Berikut Profil & Rekam Jejaknya

Proses pemilihan Ketua Umum PBNU masih berlangsung, hingga kini terdapat dua nama yang sudah ditetapkan sebagai calon ketum.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Siapa yang Bakal Jadi Ketua Umum PBNU? Gus Yahya atau KH Said Aqil? Berikut Profil & Rekam Jejaknya
Kompas.com Slamet Priyatin/Istimewa via Tribunnews
Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan KH Said Aqil Siroj 

TRIBUNNEWS.COM - Proses pemilihan Ketua Umum PBNU masih berlangsung, hingga kini terdapat dua nama yang sudah ditetapkan sebagai calon ketum.

Mereka adalah KH Yahya Cholil Staquf atau yang dikenal Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj.

Hal tersebut berdasarnya hasil perhitungan pemungutan suara, di mana keduanya memperoleh lebih dari 99 suara.

Diketahui, seorang bakal calon berhak menjadi calon Ketum PBNU jika mendapatkan minimal 99 suara.

Baca juga: Teriakan Hingga Lantunan Salawat Warnai Proses Penghitungan Suara Bakal Calon Ketua Umum PBNU

Baca juga: Resmi Jadi Calon Ketua Umum PBNU, Gus Yahya dan Aqil Siradj Siap Lanjutkan Proses Pemilihan

Dikutip dari Tribunbandarlampung.com, berikut hasil perhitungan pemungutan suara Calon Ketua Umum PBNU periode 2021-2026:

- KH Yahya Cholil Staquf mendapat 327 suara

- KH Said Aqil Siradj mendapat 203 suara

BERITA TERKAIT

- KH As'ad Said Ali mendapat 17 suara

- KH Marzuqi Mustamar mendapat 1 suara

- Ramadan mendapat 1 suara

- Abstain 1

- Tidak sah 1

Lantas, berikut profil serta rekam jejak kedua calon Ketum PBNU, dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber:

Profil Gus Yahya

Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Jakarta, Sabtu (4/12/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, pria kelahiran 16 Februari 1966 ini merupakan saudara dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Gus Yahya juga merupakan putra dari salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Muhammad Cholil Bisri.

Dirinya merupakan seorang kiai, ulama, dan tokoh NU yang saat ini menjabat sebagai Katib Aam PBNU.

Gus Yahya juga merupakan pengasuh pondok pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Diambil dari Wikipedia, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada 31 Mei 2018, Gus Yahya dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta.

Sementara, dikutip dari Kompas TV, Gus Yahya pernah menempuh pendidikan di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah, berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.

Dirinya juga pernah berkuliah di  Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Gus Yahya pun di publik internasional terkenal sebagai representasi Islam yang moderat.

Kegemarannya itu pula yang membuatnya menuai kontroversi karena memenuhi undangan untuk pergi ke Israel, yang dilayangkan American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 2018 lalu.

Bagi sebagian kalangan, langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Beredar Kabar Vaksinasi Anak 6-11 Jadi Kelinci Percobaan, Satgas Covid-19 Tegaskan Itu Isu Hoaks

Meski demikian, Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini beranggapan bahwa langkah itu selaras dengan yang pernah dilakukan Gus Dur, untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.

Kekagumannya kepada Gus Dur pun menjadi jargonya maju sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni Menghidupkan Gur Dur.

Jargon tersebut kemudian dibukukan, Menghidupkan Gus Dur: Catatan Gus Yahya Kenangan Yahya Staquf oleh penulis kenamaan, AS Laksana.

Profil Said Aqil Siradj

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj di acara Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung, Rabu (22/12/2021).
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj di acara Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung, Rabu (22/12/2021). (Panitia Muktamar NU)

KH Said Aqil Siradj, merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Dirinya pun kembali dicalonkan sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk ketiga kalinya, dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama. 

Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj lahir pada 03 Juli 1953, di Desa Kempek, Palimanan, Cirebon.

Said Aqil Siradj memiliki panggilan akrab, Kang Said.

Ia merupakan putra kedua dari lima bersaudara, dari pasangan KH. Aqil Sirodj dengan Hj. Afifah binti KH. Soleh Harun pendiri Pondok Pesantren Kempek.

Mengutip dari Tribunnewswiki.com, Said mengisi jabatan ketua umum atau Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) periode 2010-2020.

Kemudian Said terpilih menjadi ketua umum PBNU periode 2010-2015 saat Muktamar ke-32 mengalahkan Slamet Effendi Yusuf yang hanya memperoleh 201 suara.

Untuk kedua kalinya, yakni periode 2015-2020, Said kembali menang atas 412 suara, sehingga ia kembali menjabat sebagai ketua umum PBNU.

Kemudian pada Muktamar NU yang ke-34 ini, Said kembali dicalonkan menjadi ketua umum PBNU.

Nama Said Aqil Siradj sudah tak asing di kalangan NU, sebab sang ayah merupakan kiai di Cirebon dan termasuk ulama di sana.

Said telah menikah dengan seorang wanita bernama Nur Hayati Abdul Qodir, dan memiliki empat buah hati, masing-masin bernama Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.

Kiprah di NU

Mengutip rminubanten.or.id, Said tampil sebagai tokoh ulama NU yang cukup berpengaruh, sejak kiprahnya di NU tahun 1994 sebagai wakil katib ‘am PBNU periode kepemimpinan Gus Dur.

Tahun 2010 terpilih secara demokratis sebagai Ketua Umum PBNU masa hidmat 2010-2015 dalam Muktamar NU dan terpilih kembali di tahun priode 2015-2020 hasil Muktamar di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (Istimewa)

Said Aqil adalah satu di antara banyak Ketua Umum PBNU yang cukup berhasil memimpin NU dengan banyak terobosan-terobosan di bidang kemajuan warga Nahdliyyin.

Ia mempunyai konsistensi sikap dalam garis marjaiyyah dan qorroroh ke-NU-anya, serta kiprahnya dalam konstelasi politik nasional cukup mewarnainya.

Dedikasinya di pendidikan ia tumpahkan dalam rutinitas mengajar ngaji layaknya kiai salaf umumnya dengan membacakan kitab-kitab kuning kepada santri yang diasuhnya.

Disamping itu, ia juga menjadi guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan menjadi pembicara pada seminar-seminar internasional di beberapa negara.

Kang Said, disebut sebagai figur kiai yang jujur, istiqomah bersikap tawadlu’, qona’ah, kharismatik, dan sesekali terkadang kontroversial, seakan tak bergeser dari kehebatan seorang Gus Dur yang populer dan luar biasa.

Gus Dur menjuluki Kang Said ini adalah “kamus berjalan“, dikarenakan ia mampu menulis disertasi dengan daftar pustaka 1000 kitab dan buku.

Pendidikan

- Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon

- Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri, 1965-1970

- Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta,1972-1975

- S1, Ushuluddin dan Dakwah, Universitas King Abdul Aziz, 1982

- S2, Perbandingan Agama, Universitas Umm al-Qura, Mekah, 1987

- S3, Aqidah dan Filsafat Islam, University of Umm al-Qura, Mekah, 1994

Baca juga: Profil Habib Bahar bin Smith, Ulama Asal Manado yang Penuh Kontroversi

Baca juga: Profil Eggi Sudjana, Dilaporkan soal Dugaan Ujaran Kebencian, Pernah Jadi Tersangka Makar

Karier

- Sekertaris PMII Rayon Krapyak, Yogyakarta, 1972-1974

- Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah, 1983-1987

- Tim ahli bahasa Indonesia, Surat Kabar Harian Al-Nadwah Mekah,1991

- Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ),1995-1997

- Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1995

- Wakil Katib ‘aam PBNU, 1994-1998

- Wakil Direktur Universitas Islam Malang (Unisma),1997-1999

- Katib ‘Aam PBNU, 1998-1999

- Penasihat fakultas di Universitas Surabaya (Ubaya), 1998

- Wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD /ART PKB,1998

- Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi),1998

- Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB), 1998

- Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI, 1998

- Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei,1998

- Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi,1998)

- Dosen luar biasa di Institut Islam Tribakti Lirboyo Kediri, 1999

- Penasehat PMKRI, 1999

- Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri,1999

- Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI), 2001

- Anggota Kehormatan MATAKIN, 1999-2002

- Dosen Universitas NU Solo, 2003

- Dosen Pascasarjana ST Ibrahim Maqdum, Tuban, 2003

- Rais Syuriah PBNU,1999-2004

- Ketua PBNU, 2004

- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), 2010-2015

- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), 2015-2020

Penghargaan

Said Aqil Siradj masuk dalam jajaran tokoh paling berpengaruh di dunia.

Ia menduduki urutan ke-20.

Artikel terkait lainnya

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Yurika/Muhamad Nandri Prilatama) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa) (Kompas TV/Hedi Basri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas