SEJARAH Singkat Natal, serta Twibbon untuk Meriahkan Hari Raya Natal 2021
Berikut sejarah singkat Natal, dan twibbon untuk memperingati Hari Raya Natal 2021 dan dapat dibagikan ke media sosial
Penulis: Faishal Arkan
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS,COM - Berikut sejarah singkat Natal, serta Twibbon untuk memperingati Hari Raya Natal 2021.
Hari Raya Natal diperingati pada 25 Desember setiap tahunnya untuk memperingati hari kelahiran Anak Allah, Yesus Kristus.
Dalam satu pandangan mengapa 25 Desember dipilih sebagai tanggal resmi untuk Natal, karena para sejarawan percaya gereja mula-mula ingin menghubungkan kelahiran Anak Allah dengan “kelahiran kembali matahari”, yang terjadi setelah titik balik musim dingin.
Pandangan kedua, mendasarkan sekitar tanggal konsepsi Yesus pada 25 Maret, saat titik balik musim semi.
Kemudian, 25 Desember menjadi tanggal kelahiran Yesus tepat sembilan bulan kemudian.
Anda dapat memeriahkan Hari Natal dengan saling mengirimkan Twibbon bertemakan Hari Raya Natal, dengan rekan atau keluarga Anda.
Tribunnews.com merangkum sejarah singkat Hari Natal, serta 15 Twibbon yang dapat dibagikan di media sosial untuk memeriahkan Hari Raya Natal 2021.
Baca juga: Selamat Natal! Berikut Puisi Natal Menyentuh Hati, Cocok Diberikan untuk Orang Tersayang
Baca juga: Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta Terapkan Protokol Kesehatan yang Ketat
Sejarah Hari Natal
Mengutip laman nationaltoday.com, secara tradisional, orang Kristen mengklaim Natal sebagai hari di mana Yesus Kristus, Anak Allah, lahir.
Meskipun banyak dari ritual dan tradisi Hari Natal berevolusi dari momen tunggal tersebut, itu bukanlah keseluruhan cerita.
Meskipun ada mitos dan kebenaran tentang Natal, faktanya adalah tidak ada yang tahu waktu dan tempat pasti kelahiran Yesus.
Dalam Perjanjian Baru Alkitab, rasul Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes berbagi cerita serupa, tetapi mereka tidak pernah benar-benar menyebutkan tanggal kelahiran Yesus.
Tanggal 25 Desember sebagian besar dikaitkan dengan sejarawan Kristen pertama, Sextus Julius Africanus, pada 221 M.
Dalam satu pandangan mengapa 25 Desember dipilih sebagai tanggal resmi untuk Natal, para sejarawan percaya gereja mula-mula ingin menghubungkan kelahiran Anak Allah dengan “kelahiran kembali matahari”, yang terjadi setelah titik balik musim dingin.