BRGM Bisa Gunakan IGT KLHK untuk Restorasi Gambut & Rehabilitasi Mangrove Lebih Sistemik
Basis data geospasial SIGAP merupakan sumber data bagi sistem informasi kehutanan untuk kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengendalian.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK menandatangani dokumen Kesepakatan Mekanisme Keamanan Data dalam rangka Berbagi Pakai Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial Tematik (IGT), dan pembahasan teknis integrasi SIGAP.
Sejalan dengan prinsip Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) melalui Perpres 27/2014, SIGAP (Sistem Informasi Geospasial) KLHK merupakan suatu sistem penyelenggaraan IGT lingkup KLHK secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna untuk memberikan kemudahan dalam berbagi pakai data.
Dan IGT melalui akses ke jaringan dengan tetap memperhatikan aspek kerahasiaan dan keamanan data.
Baca juga: Rampungkan Rehabilitasi Mangrove Hampir 35 Ribu Hektare, BRGM Libatkan 400 Ribu Tenaga Kerja
Basis data geospasial SIGAP merupakan sumber data bagi sistem informasi kehutanan untuk kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengendalian, pembangunan dan pemantauan.
Selain itu, SIGAP dinilai dapat memudahkan berbagai urusan data, baik internal maupun eksternal KLHK dengan memperhatikan aspek kerahasiaan dan keamanan data.
“Kesepakatan ini dimaksudkan lebih kepada dokumen keamanan data, dimana BRGM sebagai salah satu satker yang akan menggunakan IGT KLHK, sehingga dapat menjamin pemanfaatan IGT yang dapat dipertanggungjawabkan oleh para pihak," kata Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Ruandha Agung Sugardiman dalam keterangannya, Kamis (30/12/2021).
Sementara, Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi BRGM Satyawan Pudyatmoko mengatakan, kesepakatan ini menjadi salah satu cara dukungan ketersediaan DG dan IGT dalam merestorasi gambut dan rehabilitasi mangrove agar lebih bersifat sistemik dan permanen.
"Program ini nantinya akan menyesuaikan dengan status lahan yang ada, untuk kawasan hutan akan membutuhkan data yang dimiliki oleh KLHK, begitu pun dengan mangrove," ujar Satyawan Pudyatmoko.
Baca juga: Budidaya Jeruk di Lahan Gambut Menjanjikan, BRGM Berikan Bantuan Bibit ke Petani
Kesepakatan Mekanisme Keamanan Data ini memungkinkan para pengguna (user) untuk bisa mengakses data dan informasi geospasial KLHK yang terintegrasi dalam SIGAP di manapun dan kapanpun, sehingga dinilai efektif dan efisien.
Lebih lanjut, Ruandha mengungkapkan bahwa pada tahap awal pengembangan SIGAP, KLHK akan fokus pada pengguna internal terlebih dahulu, terus mengikuti pengguna eksternal sesuai dengan Kebijakan Satu Peta (one map policy) dan kebutuhan integrasi dengan Satu Data Indonesia melalui prinsip JIGN.
"Tentu kita sangat hati-hati, data yang kita terima dari KLHK ini amanah bagi BRGM, tidak hanya memanfaatkan tapi juga menjaga data yang ada" ungkap Satyawan.
Lebih lanjut, harap Satyawan, data dan informasi geospasial KLHK tidak digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang menyebabkan antipati terhadap upaya pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ruandha, KLHK terus berupaya memperkuat tata kelola sistem simpul jaringan dalam penyelenggaraan IGT yang akurat, mudah diakses dan dapat dipertanggungjawabkan agar bisa mewujudkan pembangunan kehutanan menuju good forest governance.
Penandatangan kesepakatan keamanan data antara BRGM dan KLHK ini dapat menunjukkan komitmen BRGM dalam memenuhi mandat Presiden Republik Indonesia untuk merestorasi gambut seluas 1,2 juta hektare dan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare sampai tahun 2024.