Gempa Magnitudo 7,3 Guncang Laut Banda Maluku Kamis Dini Hari, BMKG Beri Penjelasan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan adanya gempa bumi yang mengguncang Laut Banda, barat laut Maluku Barat Daya, Kamis
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai gempa bumi yang mengguncang Laut Banda, barat laut Maluku Barat Daya, Kamis (29/12/2021) pukul 01.25 WIB.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan pusat gempa atau episenter terletak pada koordinat 7,68 derajat LS - 127,55 derajat BT tepatnya di laut pada jarak 132 km arah Timur Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku.
Gempa tersebut berkedalaman hiposenter 183 km.
"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah (intermediate depth earthquake) akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng tektonik yang tersubduksi, sehingga gempa ini kita sebut sebagai intraplate earthquake," ungkap Daryono kepada Tribunnews.com, Kamis (29/12/2021).
Gempa ini, lanjut Daryono, memiliki mekanisme sumber dengan pergerakan naik (thrust fault) akibat adanya tekanan yang kuat dalam lempeng tektonik yang tersubduksi tersebut.
Baca juga: Gempa M 7,4 SR Guncang Maluku Barat Daya, Dirasakan hingga Sorong Papua
Adapun dampak gempa berupa guncangan menunjukkan gempa ini dirasakan kuat di Tiakur dalam skala intensitas V-VI MMI, Tepa IV-V, Saumlaki IV MM), Tual, Kupang, Alor, Rote, Malaka, Atambua, Sumba III-IV MMI.
"Guncangan terjauh dari gempa ini dirasakan hingga di Kota Sorong, Papua Barat," ungkap Daryono.
Tidak Berpotensi Tsunami
Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan hasil monitoring muka laut segera setelah gempa menggunakan peralatan Tide Gauge yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tidak menunjukkan adanya kenaikan muka air laut di sekitar pusat gempa yang berarti tidak terjadi tsunami.
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami dan hingga saat ini belum ada laporan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh gempa yang terjadi," ungkapnya.
Daryono menjelaskan, gempa ini tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya yang relatif dalam yaitu berada di kedalaman menengah (183 km).
"Sehingga deformasi batuan yang terjadi tidak sampai menganggu kolom air laut," ungkapnya.
Gempa dalam lempeng (intraplate earthquake) ini memiliki karakteristik memancarkan guncangan (ground motion) yang lebih kuat, sehingga wajar jika gempa ini dirasakan hingga jauh seperti di Kota Sorong di Papua Barat.
Baca juga: UPDATE Gunung Api Indonesia Berstatus Level 3 Siaga: Merapi Alami 38 Kali Gempa Guguran
11 Gempa Susulan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.