MBKM Kemendikbudristek Ciptakan Kultur Belajar Inovatif
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan civitas akademika kebebasan dalam proses belajar.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan civitas akademika kebebasan dalam proses belajar.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara (Untar) Riris Loisa mengatakan MBKM memberikan dari birokrasi organisasi, memilih bidang yang disukai, dan mengasah kemampuan secara langsung.
"Program MBKM ini bertujuan untuk menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa," ujar Riris melalui keterangan tertulis, Rabu (29/12/2021).
Hal itu terungkap dalam FGD "Implementasi MBKM Tingkat Fakultas di Perguruan tinggi Swasta' yang digelar Untar.
Tim pengusul terdiri dari Fakultas Ilmu Komunikasi Untar yaitu Riris Loisa (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Untar, Sinta Paramita, (Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Untar), serta Wulan Purnama Sari (Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Untar).
Baca juga: Ikuti MBKM Kemendikbudristek, Ubhara Jaya Sinergi dengan Dunia Usaha dan Industri
Baca juga: Komisi X Apresiasi Program MBKM Tingkatkan Mutu Pendidikan
Program MBKM diwujudkan dalam bentuk delapan program, yaitu magang, mengajar di sekolah, proyek di desa, proyek independen, proyek kemanusiaan, pertukaran pelajar, penelitian, wirausaha.
"Dalam pelaksanaannya perguruan tinggi, dosen, dan tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai fasilitator, agar mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk mengasah kemampuannya sesuai bakat dan minat," kata Riris.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Untar Sinta Paramita mengatakan MBKM merupakan solusi untuk memenuhi tantangan dalam mempersiapkan mahasiswa sesuai kebutuhan dunia industri dan usaha.
Kebutuhan akan sumber daya manusia yang tidak cakap dalam hal pengetahuan tetapi juga memiliki keterampilan praktis.
"Atas dasar ini, perguruan tinggi kemudian menerapkan program MBKM sebagai sebuah kurikulum baru, yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memiliki pengalaman dan mengembangkan kemampuannya di luar pembejaran dari perguruan tinggi," ucap Sinta.
Baca juga: Dukung MBKM Kemendikbudristek, Industri Beri Hibah Alat Ukur GNSS untuk 4 Kampus
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Untar Wulan Purnama Sari mengatakan penerapan atau implementasi MBKM di tingkat fakultas Universitas Tarumanagara dilakukan secara bertahap.
"Pelaksanaan program MBKM ini, bukannya tanpa kendala, Perguruan Tinggi harus menyesuaikan kurikulum yang tidak hanya mengakomodasi kebutuhan MBKM tetapi juga mengakomodasi ketersediaan sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi," kata Wulan.
Implementasi program MBKM ini, telah dilakukan Universitas Tarumanagara sejak 2020, hasil evaluasi program MBKM juga telah dilaksanakan.
Data survei kepada mahasiswa Universitas Tarumanagara menunjukkan bahwa 54,10 persen mahasiswa menyatakan program MBKM ini sangat bermanfaat.
Lalu 43,62 persen menyatakan program MBKM penting untuk persiapan menghadapi masa paska kampus.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa dari delapan program MBKM yang ada, sebanyak 58,21 persen mahasiswa memilih program magang. (*)