114 Pasien Omicron Sembuh, Menkes: Omicron Cepat Transmisinya tapi Ringan Tingkat Keparahannya
Sebanyak 114 orang yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron, kini telah sembuh dan meninggalkan tempat karantina.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 114 orang yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron, kini telah sembuh dan meninggalkan tempat karantina.
Jumlah pasien yang sembuh ini merupakan 26 persen dari total jumlah 414 pasien Omicron di Indonesia.
Untuk diketahui, dari ke 114 orang tersebut, 2 di antaranya adalah pasien yang membutuhkan perawatan medis dengan oksigen karena memiliki komorbid.
Kabar gembira tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers mingguan Evaluasi PPKM yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).
"Dari jumlah kasus Omicron yakni ada 414 di Indonesia, sekarang kami juga sudah melakukan penelitian dari 414 ini yang masuk kategori sedang artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang."
Baca juga: Rumah Sakit di Arizona Izinkan Karyawan Bergejala Ringan Covid atau Tanpa Gejala untuk Tetap Bekerja
Baca juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Sudah Dapat Izin Penggunaan dari BPOM, akan Disimpan Dulu
"Ya satu usia 58 tahun, yang satu lagi usia 47 tahun dan keduanya memiliki komorbid."
"Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26% sudah sembuh."
"Termasuk yang 2 orang tadi, yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan."
"Sehingga mereka bisa kembali ke rumah," kata Menkes.
Dengan adanya kasus ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan Omicron relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan varian Delta.
"Jadi kesimpulannya, memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari tingkat parahannya," sambung Menkes Budi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, India akan Beri Dosis Booster untuk Pekerja Garis Depan dan Lansia
Kendati demikian, Menkes meminta masyarakat untuk tak menyepelekan virus ini.
Karena banyak negara lain yang kalang kabut menyikapi kelonjakan varian ini di negaranya.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri tersebih dahulu.