Elektabilitasnya Tinggi, Gibran Rakabuming Pilih Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jateng?
Tak hanya muncul dalam Pilkada DKI Jakarta, nama Gibran Rakabuming Raka disebut cocok jadi Capres dalam Pilpres 2024.
Editor: Dewi Agustina
![Elektabilitasnya Tinggi, Gibran Rakabuming Pilih Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jateng?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wali-kota-solo-gibran-rakabuming-raka.jpg)
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Elektabilitas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menembus angka 34,8 persen mengalahkan incumbent sekelas Taj Yasin Maimoen yang hanya 9,3 persen.
Gibran juga mengalahkan nama sekaliber Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi 6,9 persen, Rustriningsih dengan elektabilitas 3,8 persen hingga Bambang Wuryanto, Yoyok Riyo Sudibyo, Sunarna, dan Condro Kirono di bawah 1 persen.
Apa respon Gibran menanggapi tingginya elektabilitas dirinya?
Apakah akan memilih di Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jateng pada 2024 mendatang?
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai hasil survei yang menyebut namanya mengungguli banyak tokoh versi survei di Pilgub Jateng.
"Gur survei tok (Hanya survei saja). Survei kan bisa berubah," kata Gibran saat dikonfirmasi, Minggu (9/1/2022).
Gibran lebih memilih fokus bekerja, daripada menghiraukan hasil survei tersebut.
Pasalnya, anak Presiden Jokowi itu baru kali pertama terjun ke dunia politik, dan menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Ya enggak gimana-gimana. Saya di Solo aja dulu. Belum genap setahun juga," ujarnya.
Dia menuturkan, pekerjaannya sebagai Wali Kota Solo masih banyak.
"Masih fokus," kata dia.
Risma atau Gibran di Pilgub DKI Jakarta?
Tak hanya muncul dalam Pilkada DKI Jakarta, nama Gibran Rakabuming Raka disebut cocok jadi Capres dalam Pilpres 2024.
Bahkan adiknya, Kaesang Pangarep yang kini moncer menangani Persis Solo sehingga juara Liga 2 dan tembus ke Liga 1, cocok jadi Cawapres.
Hal ini seperti yang dicuitkan musisi kenamaan Iwan Fals, pada Rabu, 5 Januari 2022.
Iwan Fals menyebut kedua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu cocok sebagai capres-cawapres.
"Hmm kayaknya cocok nih buat 2004...capres & wapresnya," tulis Iwan Fals dikutip TribunSolo.com, Jumat (7/1/2022).
Menyadari ada kesalahan tahun dalam cuitannya, Iwan Fals membenarkan maksudnya, yaitu semula 2004 menjadi 2024.
Mengetahui adanya cuitan Iwan Fals, Gibran tetap mengatakan dirinya masih fokus memimpin
"Enggak di sini saja (Kota Solo), umur tidak cukup, udah di Solo saja," kata Gibran singkat.
Selain menanggapi cuitan Iwan Fals, Gibran juga tak pelit menyampaikan pandangannya soal namanya yang masuk bursa Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.
Kini, Gibran dipasangkan dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini, keduanya dinilai cocok dan digadang-gadang bakal mewakili PDIP dalam Pilkada 2024.
Baca juga: Gibran dan Risma Dinilai Wajar Masuk Bursa Calon Gubernur DKI Jakarta
Seperti yang disampaikan oleh Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin.
Gibran mengaku saat ini ia fokus dengan kepimpinannya sekarang menjadi Wali Kota Solo.
"Fokus di Solo saja. Ya di Solo," ungkapnya.
Disinggung soal apakah ada pendekatan Partai Politik (Parpol) lainnya yang mulai mendekati dirinya, untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta.
"Tidak ada, di Solo saja," ujar Gibran.
Tunjukkan Kualitas
Sementara itu terkait peluang Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan Gibran masih akan terus memimpin Solo dan perlu menunjukkan kinerja kepemimpinannya terlebih dahulu.
"Kalau Mas Gibran kan satu periode belum sehingga Mas Gibran harus menunjukkan kualitas kepemimpinannya dalam mengubah Kota Surakarta," ujarnya.
Hasto menyebut Gibran sebagai Wali Kota Solo juga harus membuktikan kepemimpinan yang ideologis dan mengedepankan kultur Nusantara agar dia masuk pertimbangan partai sebagai cagub DKI.
Putra Presiden Jokowi itu juga dinilai harus mampu membawa perubahan secara sistemik di Kota Solo.
Hasto menyebut belum mengadakan pertemuan dengan kandidat yang akan maju di kontestasi Pilgub DKI 2024.
Namun PDIP telah memberi mandat kepada mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat untuk merumuskan skala prioritas dan menakar persoalan di Ibu Kota.
"Belum, belum ada, tetapi karena kita juga Pak Djarot misalnya, itu punya pengalaman sebagai gubernur Jakarta, tentu saja Pak Djarot juga ditugaskan untuk ikut merumuskan skala prioritas buat Jakarta itu seperti apa, ini yang ingin dilakukan oleh PDI Perjuangan," kata Hasto.
"Kemudian Pak Djarot kan punya pengalaman-pengalaman di dalam me-manage Jakarta, sehingga tahu akar persoalan di Jakarta itu seperti apa," imbuhnya.
Hasto mengatakan Djarot juga diberi tugas merancang apa saja yang bisa dilakukan agar warga Jakarta bisa bahagia.
Jangan sampai, kata Hasto, ikon mengenai Jakarta hanya fokus pada gedung-gedung mewah pencakar langit.
Baca juga: Gibran Diprediksi Bisa Ikuti Jejak Ayahnya, dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Lalu Jadi Presiden RI
"Maka Pak Djarot juga ditugaskan untuk merancang bagaimana Jakarta ke depan agar kehidupan di Jakarta itu betul-betul menjadi bagian dari kebanggaan kita, bukan karena gedung-gedung megahnya, tetapi ada hal yang lebih hakiki dari itu, tentang kebahagiaan warganya, tentang lingkungannya yang indah dan asri, tentang kebudayaan itulah yang akan ditonjolkan oleh PDI Perjuangan," tuturnya.
Hasto menekankan bahwa Pilkada 2024 akan diserahkan pada rakyat sebagai pemilih.
Sebagai salah satu partai politik, PDI-P hanya mampu memberikan sejumlah tawaran tokoh-tokoh kader partainya yang layak menjadi calon pemimpin di Ibu Kota negara tersebut.
"Pilkada merupakan momentum di mana rakyat memberikan kepercayaan kepada calon pemimpin. PDI-P punya calon-calon pemimpin yang cukup banyak untuk bisa dicalonkan di DKI Jakarta," kata dia.
PDI-P sendiri saat ini terus melakukan konsolidasi internal di tingkat daerah hingga pusat.
Menurutnya, seperti halnya nama capres dan cawapres, nama-nama calon yang akan diusung dalam Pilkada 2024 juga akan diputuskan langsung oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kami terus membangun organisasi. Memperkuat agar mesin politik partai dari pusat sampai RT, dapat bekerja maksimal, sehingga Ibu Megawati akan memutuskan siapa calon presiden dan wakil presiden, kami siap," sebutnya.
"Bu Mega yang secara konstitusional itu memiliki kewenangan untuk menetapkan," imbuh dia.
Untuk Pilpres sendiri, salah satu kader PDIP yang digadang-gadang maju dalam Pilpres yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Terlebih Ganjar memiliki elektabilitas tinggi dalam berbagai survei terakhir.
Hasto pun mengapresiasi kepercayaan rakyat kepada Ganjar.
Namun, ia mengingatkan bahwa menjadi presiden tidak cukup hanya berdasarkan survei.
Perlu kemampuan teknokratis dan semangat kepemimpinan tinggi bagi seorang capres. "Diperlukan pemahaman terhadap kebudayaan, sehingga bukan elektoral semata," ujar Hasto. (Tribunsolo.com/Tribunnews)
Sebagian artikel diolah dari berita yang telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Reaksi Gibran, Baru Setahun Pimpin Solo Namanya Ungguli Taj Yasin & Hendrar Prihadi di Pilgub Jateng